NASIONAL

Tak Perlu Mampir Singapura, RI Siapkan 10 Pelabuhan Langsung Kapal Kiriman Logistik

""Jadi tidak akan ada lagi kita feeder ke Singapura. Kita harus mandiri sendiri dan itu akan mengurangi cost kita 30 persen.""

Ranu Arasyki

Ilustrasi: Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kamis (22/7/
Ilustrasi: Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kamis (22/7/21). (Foto: Antara/ Risyal Hidayat).

KBR, Jakarta— Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah tengah melakukan uji coba untuk memiliki sepuluh pelabuhan langsung atau direct call.

Menurut Luhut, pelabuhan langsung ini akan memangkas biaya logistik yang tinggi, sehingga pengiriman barang tidak lagi bergantung melalui feeder atau pelabuhan pengumpan yang ada di Pulau Jawa dan Singapura.

"Sekarang di Indonesia kita sedang meng-exercise untuk hanya 10 pelabuhan yang akan direct call. Jadi tidak akan ada lagi kita feeder ke Singapura. Kita harus mandiri sendiri dan itu akan mengurangi cost kita 30 persen," kata Luhut dalam acara "Perkuat Inisiasi Nyata melalui Inovasi dan Sinergi untuk Pemulihan Ekonomi", Kamis (24/2/2022).

Baca Juga:

Luhut mengatakan, jika pengiriman biaya logistik dapat dipangkas sebesar 30 persen, maka Indonesia akan menjadi negara yang lebih kompetitif di segi pengiriman logistik. 

Saat ini, biaya logistik Indonesia cukup besar, yakni mencapai 26 persen terhadap product domestic bruto (PDB). Padahal kata Luhut, negara tetangga hanya sebesar 13 persen. Berkaca pada kondisi itu, Luhut menargetkan dapat menekan biaya logistik menjadi 17 persen sampai 2024.

"Jadi target kita sampai 2024 kita mau ke 17 pesen. Tapi saya bilang, saya mau 15 persen. Jadi kita masih challenge ini semua supaya bisa. Kalau orang lain bisa kenapa kita enggak bisa," sambungnya.

Editor: Agus Luqman

  • logistik
  • luhut pandjaitan
  • kinerja ekspor-impor
  • pelabuhan langsung

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!