KBR, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengancam akan melakukan unjuk rasa besar-besaran ke Jakarta, bila pemerintah dan DPR tetap memaksakan pembahasan dan pengesahan RUU Omnibus Cipta Kerja.
Koordinator Departemen Advokasi KSPI Muhamad Jamsari mengatakan para buruh sangat dirugikan dengan penerapan omnibus law.
Ia menyebut, tak menutup kemungkinan para buruh di daerah akan melakukan aksi mogok kerja massal, bila omnibus law tetap diloloskan DPR.
"Rencananya kawan-kawan di daerah sudah bergerak, sudah mulai bergerak. Mungkin besok atau lusa. Kita mulai tiap daerah bergerak. Nanti puncaknya juga kita akan menentukan secara nasional, kumpul juga di DPR, sama mungkin depan Istana. Itu mungkin dalam jumlah yang lebih besar lagi, karena agendanya nasional. Termasuk tidak menutup kemungkinan ada namanya mogok (kerja) daerah. Itu kalau omnibus tetap dipaksakan," kata Jamsari ketika dihubungi KBR, Kamis (20/2/2020).
Muhamad Jamsari mengatakan para buruh masih terbuka untuk melakukan dialog bersama.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo perlu memahami aspirasi buruh yang tak ingin kesejahteran mereka semakin terenggut. Ia memastikan buruh tidak antiinvestasi, namun pemerintah tetap harus memperhatikan nasib buruh dengan RUU tersebut.
"Kita terbuka untuk dialog. Misalnya ketemu dengan Presiden Jokowi langsung. Dulu kita juga pernah menyampaikan penolakan terhadap PP 78 (Ketenagakerjaan) agar ditinjau kembali oleh pemerintah, dan kita sampaikan ke Pak Jokowi. Dengan ommibus law demikian, kami juga khawatir, jangan-jangan Presiden gak paham situasinya. Nggak paham dampak dari berlakunya RUU ini. Bisa saja Presiden dengar dari orang-orang di lingkarannya, bahwa ini bisa menaikkan prestasi yang luar biasa. Padahal belum tentu bisa diukur juga," ujar Jamsari.
KSPI dengan tegas menolak omnibus law cipta kerja. KPSI menuntut pencabutan pasal bermasalah. Di antaranya soal upah minimum yang dihilangkan yang akan diganti sistem upah per jam.
Kedua, menolak pasal yang menghilangkan pesangon. Ketiga, menolak penggunaan tenaga kerja asing. Keempat, menolak pasal yang membuat pekerja berstatus kontrak dan outsourcing sebebas-bebasnya, atau kontrak seumur hidup.
Editor: Agus Luqman
Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Buruh di Daerah Mulai Bergerak
"Mungkin besok atau lusa. Kita mulai tiap daerah bergerak. Nanti puncaknya juga kita akan menentukan secara nasional, kumpul juga di DPR, sama mungkin depan Istana."

Sejumlah buruh menggelar aksi menolak RUU Omnibus Cipta Kerja di depan gedung DPRD DI Yogyakarta, Rabu (12/2/2020). (Foto: ANTARA/Andreas Fitri)
Kirim pesan ke kami
WhatsappBERITA LAINNYA - NASIONAL
Permendikbud Pencegahan Kekerasan Ibarat Macan Kertas
Tapi masalah terbesar dari Permendikbud ini sampai hari ini adalah sosialisasi karena masih banyak yang belum tahu.
Megawati: Kenakan Tarif Bea Masuk untuk Gandum Impor
Sulitnya, gandum merupakan komoditas yang tak bisa ditanam di Indonesia.
Bisikan Jokowi ke Ganjar, Kerjakan Kedaulatan Pangan
Langsung bekerja dan memastikan kedaulatan pangan, jika terpilih menjadi Presiden nanti.
ODHA, Diskriminasi dan Lemahnya Aturan Perlindungan Kelompok Rentan
Penelitian LBH Masyarakat menunjukkan bahwa lebih 200 peraturan ketertiban umum di tingkat daerah bersifat multitafsir.
Zulhas Bagi-Bagi Uang ke Pedagang Pasar Tanah Abang, Alasannya?
Mulai dari Rp400.000 hingga Rp2 juta.
Menyoroti Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi
Kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi masih terjadi, meski pada November 2021 Kemendikbudristek sudah mengeluarkan peraturan menteri untuk mencegahnya.
Pemerintah Optimistis Stunting Turun 14 Persen di 2024
“Strateginya tetap sama ya, yakni sebelum lahir dan setelah lahir."
Pemerintah Belum Serius Mengatasi Prostitusi Anak
Puluhan anak menjadi korban prostitusi anak atau perdagangan orang melalui media sosial. Kasus ini terungkap setelah Polda menangkap seorang mucikari.
Pemerintah Integrasikan Transportasi Publik Jabodebek
Jokowi meminta agar seluruh moda transportasi bisa lebih mudah diakses dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Panda Nababan: Berpolitik Tidak Mengenal Istilah Karbitan
Menurut politikus senior PDIP Panda Nababan, menjadi politikus juga bukan proses yang bisa dipaksakan.
Harga Beras Masih Tinggi, Pemerintah Tambah Stok Beras untuk OP
Diakui juga, distribusi pasokan masih menjadi kendala untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Social Commerce Dilarang, Pedagang Untung atau Rugi?
Saat ini lebih dari 60 persen pelaku UMKM menggunakan media sosial untuk berjualan.
Seluk Beluk Gangguan Makan
Waspada Eating Disorder
Jadi Ketum PSI, Kaesang Akan Sowan Presiden
"Kami akan berencana untuk sowan dengan beliau bersama teman-teman PSI dan semua pengurus ya kita minta wejangan,"
Tolak Relokasi Pulau Rempang, Warga Dituduh Langgar UU ITE
"Ujaran kepada siapa kebencian itu dilakukan? Kan dia hanya meminta agar warga tidak menerima bantuan,"
Kaesang: PSI Terbuka untuk Semua Parpol
"Siap berkolaborasi asal ini ya saling win-win, tidak ada win-lose atau lose-win,"
Presiden Jokowi: Mau Pilih Prabowo, Anies, Ganjar, Silakan
"Mau milih Pak Prabowo silakan, mau milih Pak Anies silakan, mau milih Pak Ganjar silakan. Perbedaan pilihan itu wajar enggak perlu diributkan."
Melani Budianta, Menikmati Sastra Lintas Zaman
Buku-buku favorit Melani Budianta
Pro dan Kontra Larangan Social Commerce
Pelarangan itu kurang tepat.
Lama Menggantung, MenPAN-RB Desak Pengesahan RUU ASN
Kehadiran Undang-Undang Aparatur Sipil Negara nantinya juga akan mengatur penguatan budaya kerja, citra institusi, dan penataan tenaga non-ASN atau honorer.
Recent KBR Prime Podcast
Bedah Prospek Emiten Energi dan EBT
Google Podcasts Ditutup Tahun Depan
Kabar Baru Jam 7
30 Provinsi Kekurangan Dokter Spesialis
Kabar Baru Jam 8
Most Popular / Trending