NASIONAL

Istri Wiji Thukul, Sipon, Dimakamkan

"Wahyu meyakini dua anak Wiji Thukul dan Sipon, Fajar Merah dan Fitri Nganthi Wani akan terus melanjutkan perjuangan orang tuanya."

Yudha Satriawan

sipon
Putra Sipon dan Wiji thukul, Fajar Merah ( kiri- kaos hitam) melakukan salat jenasah ibunda (6/1/2023). (Foto: KBR/Yudha Satriawan)

KBR, Solo - Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo, hadir dalam pemakaman jenasah Dyah Sujirah alias Sipon, istri kakaknya itu.

Wahyu menilai Sipon berjuang mencari keadilan dan kejelasan nasib kabar suami, Wiji Thukul yang hilang saat masa Orde Baru.

“Mbak Sipon adalah perempuan yang teguh, hampir 25 tahun menanti keadilan dan kepulangan Mas Thukul. Hingga akhir hayatnya ia tidak menyerah, dia bukan istri aktivis tetapi juga merupakan aktivis,” ungkap Wahyu saat ditemui wartawan, Jumat (6/1/2023).

Wahyu menjelaskan beragam karya puisi Wiji Thukul menggambarkan kritik sosial saat itu. Wahyu berharap semangat memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia masih terus berlanjut meski istri Wiji Thukul itu sudah tiada.

Wahyu meyakini dua anak Wiji Thukul dan Sipon, Fajar Merah dan Fitri Nganthi Wani akan terus melanjutkan perjuangan orang tuanya.

Pantauan di lokasi rumah duka, jenasah Istri penyair dan aktivis Wiji Thukul, Dyah Sujirah yang akrab disapa Sipon dimakamkan, Jumat (6/1/2023).

Baca juga:

- Digeruduk Ormas, Pameran Lukisan Wiji Thukul di Yogyakarta Jalan Terus

Jenasah Sipon dibawa dari rumah duka oleh warga sekitar dan kerabat menuju peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Astana Purwoloyo berjarak 2 kilometer dari rumahnya.

Sebelum dibawa menggunakan mobil jenasah, ratusan pelayat melakukan shalat jenazah di masjid terdekat. Turut pula anak Sipon yakni Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah.

Sipon meninggal dunia di usia 55 tahun, Kamis (5/1/2023). 

Baca di sini: 

- Istri Wiji Thukul, Sipon, Meninggal

(Seperti dilaporkan Yudha Satriawan dari Solo, Jawa Tengah).

Editor: Fadli

  • wiji thukul
  • sipon
  • orde baru

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!