KBR, Jakarta - Kalangan ahli epidemiologi mendorong penanganan yang cepat dan akselerasi capaian vaksinasi campak. Dorongan ini menyusul kenaikan kasus campak di Tanah Air. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, vaksinasi sangat efektif untuk mencegah penularan campak.
"Vaksinasi campak ini sekali lagi penting karena penyakit campak ini bisa mengancam jiwa anak ya dan setidaknya setiap anak mendapatkan dua dosis yang Kombinasi yang disebut dengan MMR atau measles mumps dan rubella ini sangat efektif. Dosis pertama berikan pada usia 12 sampai 15 bulan dosis kedua di usia 4 sampai 6 tahun. dan vaksin MMR ini terbukti efektif 97% nya dalam mencegah terpapar campak," kata Dicky kepada KBR (20/01/2023).
Dicky juga menyarankan agar capaian vaksinasi campak seharusnya bisa mencapai 94 hingga 95 persen, atau yang paling minimal 89 persen. Tujuannya, guna membentuk kekebalan komunal.
Baca juga:
- 2022, Tercatat 3.341 Kasus Campak di 31 Provinsi
- KLB Campak, IDAI Dorong Imunisasi Anak
Selain itu, Dicky menilai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan budaya perilaku baru yang lebih sehat. Diantaranya penggunaan masker, menciptakan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah penularan penyakit, serta makan makanan yang sehat dan seimbang. Sekali lagi, percepatan vaksinasi menjadi hal yang paling penting guna mencegah penularan campak.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyebut, sepanjang 2022, telah dilaporkan 3.341 kasus campak. Laporan ini diterima dari 223 kabupaten/kota di 31 provinsi di Indonesia.
Dan dari jumlah tersebut, ditetapkan sebanyak 55 kejadian luar biasa (KLB) di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi.
Editor: Fadli