NASIONAL

Arus Balik Nataru, Kepadatan Tol Cipali Mulai Berkurang

"Setelah puncak arus balik Nataru 2023, volume kendaraan di Tol Cipali, baik dari Jawa Tengah ke Jakarta atau sebaliknya mulai melandai yakni terjadi pada 3 Januari 2022."

Frans Mokalu

Nataru
Ilustrasi. (Foto: ANTARA/Aprillio Akbar)

KBR, Cirebon – Puncak arus balik Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) di tol Cikopo – Palimanan (Cipali) terjadi pada tanggal 2 Januari 2023, dimana jumlah kendaraan yang melintas baik dari Jawa Tengah ke Jakarta maupun sebaliknya sebanyak lebih dari 80 ribu kendaran.

Head of Traffic & Security Astra Tol Cipali, Prayogi Setyo Utomo mengatakan jika dibandingkan dengan volume lalu lintas di hari biasa jumlah ini meningkat sebanyak 60 persen.

"Walaupun terjadi peningkatan sebesar 60 persen dibanding hari biasa, saat puncak arus balik Nataru kondisi lalu lintas di tol Cipali terpantau ramai lancar," kata Prayogi Setyo Utomo, Rabu (4/1/2023).

Baca juga:


Prayogi mengatakan setelah puncak arus balik Nataru 2023, volume kendaraan di Tol Cipali baik dari Jawa Tengah ke Jakarta atau sebaliknya mulai melandai yakni terjadi pada 3 Januari 2022.

"Penurunan volume kendaraan cukup signifikan terjadi pada tanggal 3 Januari 2022, namun menurut data lalu lintas per jam di kami memang masih menunjukkan dominasi kendaraan yang dari arah Jawa ke Jakarta," ujarnya.

Ia mengatakan saat puncak arus balik Nataru dari empat rest area di jalur arah Jakarta, sebanyak dua rest area sempat ditutup selama 5 hingga 10 menit karena sempat terjadi kepadatan kendaraan.

"Terjadi kepadatan di rest area KM 101 dan KM 86 arah Jakarta, namun itu masih bisa kita tangani. Kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengurai kepadatan di kedua rest area tersebut ditutup selama 5 hingga 10 menit," pungkasnya.

Editor: Agus Luqman

  • libur nataru
  • mudik Nataru
  • Cipali

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!