BERITA

Vaksin Booster, Menkes: Jenis Tergantung Ketersediaan

""Karena jenisnya berbeda dengan ketersediaan vaksin di tahun lalu""

Heru Haetami

Booster
Petugas berkostum superhero di acara vaksinasi COVID-19 untuk anak di Kota Baru, Yogyakarta, Selasa (11/1/2022). (Foto: ANTARA/Andreas Fitri)

KBR, Jakarta-  Pemerintah menyatakan  penyuntikan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga alias booster akan mempertimbangkan ketersediaan jenis vaksin yang ada di tahun ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jenis vaksin booster akan berbeda dengan ketersediaan vaksin tahun lalu.

"Pemerintah akan memberikan vaksinasi booster dengan mempertimbangkan ketersediaan vaksin yang ada di tahun ini. Karena jenisnya berbeda dengan ketersediaan vaksin di tahun lalu. Kita juga mempertimbangkan hasil riset yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dalam negeri maupun luar negeri," kata Budi dalam konferensi pers daring, Selasa (11/1/2022).

Pada pelaksanaan vaksin booster nanti, Budi menyatakan tidak hanya bersumber dari program pemerintah. Kata dia, dengan adanya vaksin booster gratis, pemerintah tetap mempertahankan mekanisme vaksin Gotong Royong yang selama ini berjalan.

"Dengan kondisi bahwa vaksin ini tetap diterima gratis di masyarakat yang disuntik dan jenis vaksinnya tidak sama dengan vaksin program pemerintah,” ucap Menkes.

Baca juga:


Sementara, terkait ketersediaan vaksin, Budi mengklaim bahwa pemerintah sudah memiliki vaksin yang cukup yang berasal dari kontrak pengadaan vaksin tahun lalu. Dia memastikan vaksin akan tiba di awal tahun ini.

Selain itu, ketersediaan vaksin yang ada merupakan tambahan dari donasi dunia baik melalui program kerjasama COVAX maupun program kerjasama bilateral.

"Sebagai informasi sebelumnya COVAX memberikan komitmen bantuan terhadap 20 persen dari populasi Indonesia. Namun sudah dikonfirmasi akan ditingkatkan menjadi 30 persen dari populasi Indonesia kira-kira setara vaksinasi untuk 27 juta orang atau kira-kira setara dengan 54 juta dosis vaksin gratis yang bisa diterima pemerintah total dari tahun lalu dan tahun ini," katanya.

 Sebelumnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat  sebagai booster atau dosis lanjutan homolog (vaksin booster sama dengan vaksin primer) dan heterolog (vaksin booster berbeda dengan vaksin primer) vaksin covid-19. Laman BPOM menyebut kelima vaksin tersebut adalah CoronaVac atau Vaksin COVID-19 Bio Farma, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, dan Zifivax.  

Editor: Rony Sitanggang

  • BPOM
  • WHO
  • booster
  • Vaksinasi Covid-19
  • pandemi covid-19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!