BERITA

Indonesia Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Awetkan Makanan Ekspor

Indonesia Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Awetkan Makanan Ekspor

KBR, Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana memanfaatkan teknologi nuklir untuk mengawetkan produk-produk makanan.

Hal itu diutarakan  Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro.

“Pak Wapres menerima rombongan dari BATAN, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Pak Wapres sangat tertarik dengan salah satu kegiatan BATAN, yaitu melakukan semacam sterilisasi. Intinya, membuat bahan-bahan makanan yang tadinya mudah busuk menjadi tahan lama dengan peralatan iradiator gamma,” ujar Bambang di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Bambang menegaskan ia telah mendapat mandat dari Wapres untuk membangun fasilitas iradiator di sejumlah daerah. 

“Yang pasti pelabuhan-pelabuhan utama di Jawa itu merupakan tempat yang strategis untuk membuat iradiator gamma. Karena barang-barang dari produsen pasti dibawa ke pelabuhan, apakah untuk dijual ke tempat lain atau ekspor. Jadi sebelumnya dimasukkan ke iradiator supaya lebih tahan lama,” jelas Bambang.

Ia mencontohkan, normalnya produk sate bandeng di Banten hanya mampu bertahan 3 hari setelah dikemas. Namun, dengan bantuan iradiator, produk tersebut bisa tahan sampai berminggu-minggu.

Bambang yakin teknologi ini bisa membantu bisnis UMKM.

“Alatnya (iradiator gamma) mahal. Tapi menurut saya, semahal-mahalnya alat, kalau ada potensi yang lebih besar dari harganya ya bisa kita adakan. Makanya tadi saya katakan, skema pembiayaan tidak harus nunggu APBN, bisa bekerjasama dengan Pemda atau KPBU, dari pemerintah atau badan usaha,” kata Bambang.


Artikel Terkait: Siaga Perubahan Iklim, Negara Asia Pasifik Belajar Buat 'Padi Nuklir'


Bukan Barang Baru

Menurut lansiran BATAN, teknologi pengawetan makanan dengan radiasi nuklir sudah banyak dikembangkan di negara-negara lain.

BATAN mengklaim pengawetan dengan radiasi itu tidak meninggalkan zat berbahaya bagi tubuh manusia, tidak seperti pengawetan yang menggunakan zat kimia.

"Bahan makanan yang diawetkan dengan menggunakan teknologi radiasi tidak berkurang protein dan rasanya," klaim BATAN.

BATAN juga sudah meresmikan dua fasilitas iradiator pada 2017 lalu, yakni:

    <li><a rel="nofollow" href="http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/pendayagunaan-teknologi-nuklir/diseminasi-dan-kemitraan/4183-iradiator-gamma-siap-bantu-pebisnis-lokal-2">Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP)</a>&nbsp;di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, untuk kebutuhan industri, dan;</li>
    
    <li><a rel="nofollow" href="http://batan.go.id/index.php/id/kedeputian/sttn/6162-berangkat-ke-serbia-dosen-sttn-ikuti-pelatihan-iradiator">Iradiator Mirzan T. Razak</a>&nbsp;di STTN BATAN Yogyakarta untuk riset dan pendidikan.</li></ul>
    

    Dua fasilitas iradiator tersebut dibangun BATAN bersama perusahaan dari Hongaria. Proses pembangunannya memakan waktu sekitar 3 tahun.

    Editor: Agus Luqman

  • nuklir
  • iradiator gamma
  • batan
  • ekspor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!