KABAR BISNIS

WOW-TB: Memutus Rantai Penularan Tuberkulosis di Lingkungan Kerja

"dr. Imran Pambudi, MPHM: Kunci utama adalah dengan menemukan penderita TBC secara masif, seperti investigasi kontak, skrining masal di kelompok berisiko tinggi, dan menemukan kasus laten TBC"

Paul M Nuh

WOW-TB: Memutus Rantai Penularan Tuberkulosis di Lingkungan Kerja

Tuberkulosis kerap dialami oleh berbagai kalangan. Terlebih bagi merekayang tinggal di kelompok lingkungan dengan sirkulasi dan sanitasi yang tidak memadai, sehingga mudah menularkan penyakit. Terkait hal ini, lingkungan kerja menjadi salah satu tempat yang berisiko terjadi penularan TBC. Pekerja rata-rata menghabiskan waktu produktifnya sehari-hari di lokasi kerja, sehingga tidak menutup kemungkinan potensi penularan penyakit terjadi di tempat ini.

Berdasarkan laporan badan kesehatan dunia, WHO, tahun 2019, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi nomor tiga sesudah India dan Republik Rakyat Tiongkok. Estimasi kasus TBC di Indonesia mencapai 845.000 sementara yang telah terlaporkan baru 53% atau sebanyak 446.732 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kasus yang ditemukan mendapat penanganan sesuai standar, sehingga potensi penularan menjadi tinggi. Persoalan ini turut didukung dengan upaya penemuan kasus TBC di lokasi kerja yang belum menjadi prioritas.

”Kunci utama dalam menanggulangi kasus TBC ini adalah dengan menemukan penderita TBC secara masif, seperti investigasi kontak, skrining masal di kelompok berisiko tinggi, dan menemukan kasus laten TBC. Serta mampu mengatasi stigma bagi penderita di lokasi kerja, sehingga dukungan dari lingkungan sosial sangat penting,” ujarnya dr. Imran Pambudi, MPHM, Kepala Subdirektorat Tuberkolosis, Kementerian Kesehatan RI pada kegiatan Kick Off Meeting Program WOW-TB Juli 2020.

WOW TB (Women Empowerment in Workplace to End TB) merupakan proyek penguatan perempuan di lingkungan kerja melalui upaya edukasi kesehatan TBC, serta deteksi kasus, melalui skrining gejala TBC lengkap terhadap pekerja perempuan di lingkungan kerja industri, hingga memberikan dukungan pengobatan TBC kepada pekerja yang terdiagnosa hingga selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan gejala TBC, serta deteksi kasus di tempat kerja, dan untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan obat di tempat kerja, serta mengurangi stigma terkait TBC di tempat kerja.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama PT. JIEP telah melakukan penandatanganan kerjasama sebagai bentuk dukungan dan komitmen perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada karyawan agar bebas dari tuberkulosis. YKI mengundang perusahaan industri/UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) yang berada di wilayah Jakarta Timur (Kec. Cakung), Jakarta Utara (Kec. Tanjung Priok, Penjaringan, Cilincing), dan Kota Tangerang (Kec. Jatiuwung) untuk berpartisipasi dalam kegiatan skrining tuberkulosis gratis bagi seluruh pekerja. Melalui kegiatan ini diharapkan 100.000 pekerja berpartisipasi dalam kegiatan skrining TBC, sehingga kasus TBC di kalangan pekerja dapat ditemukan dan segera diobati. Penemuan kasus TBC dan pengobatan TBC ini penting dalam memutus rantai penularan TBC.

Melalui deteksi dini gejala TBC, penanganan untuk pengobatan akan semakin cepat sehingga peluang pasien untuk sembuh dengan tuntas pun tercapai. Momentum ini menjadi sarana untuk mengajak masyarakat menyadari bahwa eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan tetapi tanggung jawab setiap individu, baik pemerintah, swasta, serta masyarakat. Dengan semakin banyak temuan kasus di tempat kerja, maka mendukung pada terciptanya pekerja sehat, mampu bekerja dengan giat, serta meningkatkan produktivitas.

  • kncv

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!