KABAR BISNIS

[Advertorial] Mendagri Bahas Pembangunan SDM yang Unggul dan Berakhlak dengan DP MUI

"Mendagri menilai, pembangunan SDM unggul tak hanya sebatas pendidikan dan kesehatan saja, tetapi meliputi akhlak dan moralitas yang baik."

Paul M Nuh

[Advertorial] Mendagri Bahas Pembangunan SDM yang Unggul dan Berakhlak dengan DP MUI

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prof. H. M. Tito Karnavian, Ph.D., membahas Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berakhlak dengan MUI. Hal itu disampaikan dalam Rapat Pleno ke-49 Dewan Pertimbangan MUI di Kantor MUI Lantai 4, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/02/2020).

"Dari dialog tadi, saya melihat ada pesan bagaimana untuk membina manusia Indonesia yang berakhlak, kemudian beradab, maju, dan lain-lain," kata Mendagri.

Pembangunan SDM juga sejalan dengan visi Pembangunan Presiden Joko Widodo yang kini tengah menjadi program prioritas nasional. Mendagri menilai, pembangunan SDM unggul tak hanya sebatas pendidikan dan kesehatan saja, tetapi meliputi akhlak dan moralitas yang baik.

"Ini sebetulnya paralel dengan visi Bapak Presiden yang nomor satu, yaitu membangun SDM unggul, SDM unggul itu bukan hanya sehat, pendidikan yang baik, terdidik dan terlatih, tapi juga memiliki akhlak dan moralitas yang baik," ungkapnya.

Sejalan dengan rencana Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII yang akan digelar MUI di Bangka Belitung pada akhir bulan ini, Mendagri berharap kongres tersebut dapat menghasilkan operasionalisasi konsep SDM yang unggul dalam aspek akhlak.

"Jadi saya kira saat kongres nanti kita harapkan bisa membuat suatu kesimpulan yang bersifat strategis yang bisa dioperasikan dalam rangka memperkuat konsep pembangunan SDM yang unggul, yang berakhlak itu kira-kira seperti apa, tapi yang jelas tetap dalam kerangka NKRI dan Pancasila," jelas Mendagri.

  • Kemendagri

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!