INTERMEZZO

BPPT Buat Aplikasi Online untuk Pantau Langsung Banjir Jakarta

"KBR68H, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bergerak di bidang kebumian di Indonesia membuat suatu aplikasi online tentang situasi banjir yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta saat ini yang bisa diakses kapan saja secara real tim"

Doddy Rosadi

BPPT Buat Aplikasi Online untuk Pantau Langsung Banjir Jakarta
bppt, aplikasi online, hujan, banjir jakarta

KBR68H, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bergerak di bidang kebumian di Indonesia membuat suatu aplikasi online tentang situasi banjir yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta saat ini yang bisa diakses kapan saja secara real time. Di dalam aplikasi ini bisa dilihat status banjir, monitoring ketinggian air disetiap aliran sungai, info cuaca dan kemacetan.

Dari pesan pendek yang diterima KBR68H, aplikasi online versi Desktop/PC bisa dilihat di http://neonet.bppt.go.id/banjir/. Sedangkan aplikasi online  versi mobile  bisa dilihat di http://neonet.bppt.go.id/banjir/Mobile/.

Sebelumnya, BPPT juga telah berupaya menerapkan  teknologi modifikasi cuaca. Namun, hal itu belum optimal arena keterbatasan perlengkapan yang digunakan untuk menebar garam (NaCl). Sejak penyebaran garam dimulai Selasa lalu, baru enam kali penerbangan dilaksanakan, dan menebar sebanyak 21,240 ton garam. Garam itu disebar di Pelabuhan Ratu dan Selat Sunda. Penerbangan itu hanya menggunakan pesawat jenis Hercules dan Casa 212-200.

Dengan luas wilayah DKI, dibutuhkan enam kali penerbangan untuk bisa mengurangi jatuhnya hujan di Jakarta lebih banyak. Sementara itu, pesawat  yang tersedia hanya satu unit sehingga hanya bisa melakukan satu atau dua kali penerbangan selama lima hari ini, dari 14 Januari hingga 19 Januari.


  • bppt
  • aplikasi online
  • hujan
  • banjir jakarta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!