indeks
Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Oke Gas?

Produsen lokal harus dilibatkan agar berdampak pada perekonomian daerah

Penulis: Tim Uang Bicara

Editor:

Google News
Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Oke Gas?

KBR, Jakarta – Makan siang dan susu gratis, program unggulan Prabowo-Gibran, makin hangat diperbincangkan. Walaupun belum ada pengumuman resmi pemenang pilpres 2024, program ini udah diobrolin tipis-tipis di rapat kabinet, dan bakal masuk penganggaran 2025. Rencananya, balita, anak sekolah, dan ibu hamil akan jadi penerima manfaatnya.

Menurut food system specialist, Yusmanetti Sari program makan siang gratis memang bisa meningkatkan status kesehatan masyarakat. Namun, pemerintah harus punya dasar riset tentang kebutuhan anak sekolah, sebelum program dieksekusi. 

“Apakah betul makan siang? Atau mungkin lebih baik sarapan pagi? Karena kita punya data hanya sekitar 20% anak-anak sekolah itu yang mengonsumsi sarapan sesuai dengan kebutuhan. Kalau negara-negara maju, memang makan siang, karena sarapan pagi anak-anaknya sudah bagus,” jelas perempuan yang akrab disapa Sari ini.

Ia berpendapat jika negara ingin memperbaiki kualitas SDM, sarapan jadi kunci peningkatan fokus anak di kelas.

“Kalau starter-nya sudah bagus, mereka jadi lebih fokus buat belajar, lebih konsentrasi, nilai mereka ada peningkatan, dan itu efeknya sehari penuh,” ujarnya.

Baca Juga:

Food system specialist Yusmanetti Sari menyebut implementasi makan siang gratis di sekolah harus memperhatikan takaran gizi dan kebersihan makanan, pembuat, hingga alat makannya. (Foto: Dok pribadi)

Bujet makan siang, belum termasuk susu, Rp15.000 per anak juga jadi perhatian Sari. Harga tiap daerah sangat beragam sehingga bujetnya tidak bisa dipatok seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia.

“Itu yang perlu dikaji lebih lanjut dan jangan sampai makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang dianjurkan. Karena ada beberapa wilayah di pelosok, yang lebih ke arah Timur, biaya bahan makanan itu jauh lebih mahal, dan jauh lebih sulit,” tutur praktisi di bidang kesehatan ibu dan anak ini. 

Jika program makan siang berjalan, Sari mendorong peran aktor-aktor lokal. Misalnya, pemerintah harus menggandeng produsen makanan di tiap daerah, supaya dampaknya bisa memutar ekonomi di wilayah tersebut.

“Rantai pasoknya harus melibatkan orang-orang lokal jadi jangan mengambil dari luar, dan harus cross-sectoral, karena pemerintah punya banyak sekali program yang sangat bagus, dan apalagi kalau dikawinkan,” kata Sari.

Terkait stunting, Sari menilai program makan siang dan susu gratis untuk ibu hamil tidak akan serta merta jadi solusi. Sebab, stunting merupakan akumulasi kurangnya asupan makanan bergizi.

“Gagal tumbuh tuh dalam artian tidak optimal. Kayak kita bangun rumah, kurang semennya, kurang besinya kan kopong-kopong ya. Itu terjadinya tidak dalam waktu singkat, bertahun-tahun, dan banyak penyebabnya,” terang Sari.

Untuk itu, banyak faktor pendukung yang perlu diperbaiki agar program Prabowo-Gibran ini tepat sasaran, juga tepat guna.

“Gizi itu harus banyak diintervensi dari berbagai aspek. Jangan jadikan makan siang ini hanya sebagai single bullet, hanya sekedar makan, tapi beyond of that. Ada peningkatan karakter, bisa meningkatkan perekonomian lokal, serta memperkuat para Ibu dan kelompok pendukung lainnya,” tutupnya.

Simak obrolan lengkap Aline Wiratmaja bersama food system specialist Yusmanetti Sari soal program makan siang gratis di Uang Bicara episode Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Oke Gas? di KBR Prime, Spotify, dan platform mendengarkan podcast lainnya.

makan siang gratis
Prabowo-Gibran
stunting

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...