RAGAM

Jumlah Nakes Kurang dan Tak Merata, Apa Solusinya?

Anna menyebut, dari 1,4 juta tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, dan lainnya, secara keseluruhan belum betul-betul ideal.

AUTHOR / Paul M Nuh

Jumlah Nakes Kurang dan Tak Merata, Apa Solusinya?
Podcast Waktu Indonesia Sehat Season 2: Jumlah Nakes Kurang dan Tak Merata, Apa Solusinya?

KBR, Jakarta - Sumber daya manusia (SDM) kesehatan memiliki peran penting dalam pemenuhan hak kesehatan masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan di suatu negara tak terlepas dari ketersediaan dan kualifikasi berbagai jenis tenaga kesehatan, termasuk tenaga dokter yang berada di beberapa tingkatan layanan kesehatan, mulai dari layanan primer sampai layanan kesehatan di fasilitas pelayanan tingkat lanjut atau rujukan.

Merujuk data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), saat ini terdapat lebih kurang 185 ribu dokter, terdiri dari 142.558 dokter umum, 43.989 dokter spesialis, dan 39.738 dokter gigi. Dari ratusan ribu dokter tersebut, keberadaannya tidak tersebar merata di berbagai daerah. Pada umumnya terpusat di kota-kota besar, sehingga mendorong terjadi ketimpangan pelayanan kesehatan antara kota dan daerah. Ketimpangan ini jelas berakibat fatal apabila terjadi peristiwa yang menguji kesiapan sektor kesehatan, seperti saat peningkatan kasus COVID-19 atau yang terbaru ketika terjadi lonjakan kasus gagal ginjal akut pada anak.

Untuk itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut saat ini Indonesia membutuhkan 160 ribu dokter baru agar memenuhi kriteria ideal WHO sebesar 1: 1000 yang artinya seorang dokter melayani 1.000 penduduk. Jika penduduk Indonesia 270 juta jiwa, maka minimal harus ada 270 ribu dokter di seluruh tanah air.

Lalu, seperti apa langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan jumlah SDM kesehatan sehingga kualitas layanan kesehatan semakin meningkat? Bagaimana mengatasi ketimpangan jumlah dokter yang tidak merata di seluruh Indonesia?

Anna Kurniati, SKM, MA, PhD – Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI menjelaskan terkait hal ini.

Menurut Anna, merujuk data yang ada di Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDMK) Kementerian Kesehatan RI per tanggal 12 November 2023, tenaga kesehatan yang aktif bekerja ada sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan, yang tersebar di 85.233 fasilitas kesehatan, terdiri dari 3.184 rumah sakit, 10.500 puskesmas, 18.300 klinik, serta 19.000 sarana kefarmasian dan alkes, 33.000 praktek mandiri maupun fasilitas kesehatan yang lain, termasuk laboratorium.

Anna menyebut, dari 1,4 juta tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, dan lainnya, secara keseluruhan belum betul-betul ideal.

Jika melihat target RPJMN, contohnya puskesmas, itu harus memiliki 9 jenis nakes, RSUD harus memiliki setidaknya 7 dokter spesialis. Kenyataannya, jika melihat data di SISDMK, masih ada sekitar 370 puskesmas atau 3,55% dari seluruh puskesmas yang ada di Indonesia ternyata belum ada dokternya.

Jika dilihat dari kelengkapan 9 jenis tenaga kesehatan, ada sekitar 4.580 puskesmas atau 43,89% belum lengkap 9 jenis tenaga kesehatan.

Obrolan selengkapnya terkait tenaga kesehatan bersama Anna Kurniati, SKM, MA, PhD bisa Anda simak di Youtube KBR dan podcast KBR Prime.

Baca juga: Transformasi Pembiayaan Kesehatan Solusi Kemudahan dan Kesetaraan Layanan Kesehatan - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!