HEADLINE

Nurul Izzah: Rezim yang Tahan Pemimpin Oposisi Tidak Demokratis

#LIVE di Studio KBR hari Jumat (3/4/2015) jam 17.00 WIB.

AUTHOR / Citra Dyah Prastuti

Nurul Izzah saat aksi #KitaLawan di Malaysia awal Maret lalu (foto: mynewshub.cc)
Nurul Izzah saat aksi #KitaLawan di Malaysia awal Maret lalu (foto: mynewshub.cc)

KBR, Jakarta - Tahun ini Malaysia akan menjadi pemimpin ASEAN, melanjutkan tongkat estafet dari Myanmar tahun lalu. Ini mencerminkan tanggung jawab besar bagi Malaysia untuk menunjukkan aksinya dalam mempromosikan kebijakan yang menghargai Hak Asasi Manusia (HAM). Misalnya dengan menjamin hak warga negara untuk menggelar aksi damai dan menghargai pendapat yang berseberangan. 

Penahanan terhadap Nurul Izzah memperlihatkan sebaliknya. 

Putri sulung pemimpin oposisi Malaysia ini ditahan dan diperiksa pada 16 Maret 2015 atas tuduhan melanggar Undang-undang Penghasutan. Putri dari Anwar Ibrahim ini ditahan lantaran mengeluarkan pernyataan yang mengkritik hakim atas pengadilan ayahnya dalam aksi #KitaLawan pada awal Maret lalu. Dalam salah satu aksi protesnya, politisi dari Partai Keadilan Rakyat ini pernah berseru,”Setiap rezim yang menahan pemimpin oposisinya tidak mempraktikkan demokrasi.” 

Ayah Nurul Izzah adalah tokoh oposisi Anwar Ibrahim, yang dinyatakan bersalah pada Maret 2014 atas tuduhan sodomi terhadap seorang bekas staf prianya tahun 2008. Ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Vonis itu diperkuat oleh pengadilan tertinggi Malaysia pada 10 Februari 2015. Anwar membantah tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai “konspirasi politik”. 

Nurul Izzah menjadi politisi pertama yang dijerat dengan produk hukum zaman kolonial Inggris tahun 1948. Setelah ditahan semalam, Nurul Izzah akhirnya dibebaskan dengan jaminan. 

“Saya kira amat jelas penangkapan saya merupakan pelanggaran mencolok dari penyalahgunaan kekuasaan aparat dan saya minta pertanggungjawaban Perdana Menteri Najib Razak karena membiarkan pelanggaran atas Parlemen,” katanya kepada media di Kuala Lumpur setelah bebas. Di Malaysia, anggota Parlemen mendapat kekebalan konstitusi untuk mengangkat masalah sistem pengadilan di Parlemen. 

Nurul Izzah saat ini tengah menggelar kunjungan ke negara-negara ASEAN untuk meminta dukungan atas kampanye #KitaLawan.  

Sang “Putri Reformasi Malaysia” ini akan hadir di Studio KBR pada hari Jumat (3/4/2015) dalam perbincangan berjudul "Nurul Izzah dan Reformasi Malaysia" pada jam 17.00 WIB. 

Anda bisa menyimaknya lewat streaming di www.portalkbr.com atau lewat aplikasi Tune In di ponsel pintar Anda. Anda juga bisa ikut bergabung dengan mengirimkan pertanyan kepada Nurul Izzah lewat Twitter ke @PortalKBR dan Whats App di nomor 0812-118-8181 dengan tagar #NurulIzzah Pertanyaan ditunggu sampai hari Jumat jam 16.00 WIB. 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!