BERITA

Lupus bisa sebabkan kematian

Rutin cek gula darah, adalah salah satu cara untuk mengantisipasinya.

AUTHOR / Eka Jully

Lupus bisa sebabkan kematian

Pernah dengar LUPUS ? Bukan film LUPUS, lho, tapi penyakit Lupus atau yang dikenal dengan penyakit seribu wajah. Disebut demikian, karena penyakit ini menyerupai penyakit-penyakit lain, seperti nyeri sendi dan anemia.

Menurut dr. Alvina Widhani SpPD, Staf Medis Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen. Ilmu Penyakit Dalam RSCM, penyakit lupus berhubungan dengan reaksi autoimun.


“Reaksi autoimun ini, dimana kelainan kekebalan tubuh  menyerang sel tubuh sendiri, karena kelainan sel kekebalan tubuh seseorang. Kelainan tersebut, akibat produksi antibodi berlebihan, sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman dan bakteri yang ada di tubuh. Penyakit ini kronik atau jangka panjang dan sifatnya sistemik,” ujar Alvina saat berbincang bersama KBR pada program Klinik KBR, Selasa (2/6/2015).


Ia menjelaskan, faktor hormon, gen dan lingkungan, adalah pencetus penyakit lupus. Nah, bila Anda mengalami demam dalam waktu lama, nyeri sendi, kelainan ruam di wajah, sariawan, rambut rontok, bisa jadi Anda terkena lupus, karena hal tersebut adalah gejalanya.


Namun, untuk memastikannya, bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah dan suhu tubuh. Hal tersebut untuk mendeteksi ada tidaknya  serangan lupus di tubuh kita.


Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh, mulai dari sendi, kulit, ginjal,syaraf, hingga sel darah. Masing–masing orang, ada yang terkena lupus ringan, ada pula yang berat, tergantung kekebalan tubuhnya.


“Kalau lupus menyerang sendi dan kulit, itu termasuk ringan. Lupus bisa mengancam nyawa bila terkena organ vital, seperti ginjal dan syaraf,” jelasnya.


Ia menambahkan, jika lupus mengenai darah, seseorang bisa mengalami anemia berulang dan trombositnya rendah. Jika lupus menyerang jantung, bisa menyebabkan gagal jantung dan sesak. Jika terkena ginjal, maka volume air seninya berkurang dan badan menjadi bengkak.


Sementara itu, kalau lupus mengenai syaraf pusat, akan mengakibatkan kelumpuhan seperti stroke, kejang dan penurunan kesadaran.


“Jika terkena lupus, jangan sering kontak dengan matahari, karena akan menyebabkan lupusnya lebih banyak. Kalaupun keluar rumah, usahakan pakai pelindung seperti payung, topi, atau sun block,” saran Alvina.


Untuk menghindari lupus, Alvina menganjurkan agar kita terbiasa menerapkan gaya hidup sehat. Salah satunya dengan mengkonsumsi buah-buahan segar dan sayuran, serta hindari stress. Kalau pasien sudah terkena lupus dan ia stres, menurut Alvina, lupusnya akan kambuh kembali.


Meski begitu, ia menegaskan, lupus bukan penyakit menular, tapi bisa diturunkan oleh riwayat keluarga. Rutin cek gula darah, adalah salah satu cara untuk mengantisipasinya.


Penyakit ini kebanyakan menyerang wanita pada usia 15-50 tahun. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa lupus juga dapat menyerang anak-anak dan pria. 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!