OLAHRAGA

2 Stasiun TV Terancam Diadukan

Pecinta sepakbola Shefti Lailatul Latiefah bakal melaporkan dua stasiun televisi TV One dan ANTV ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), jika dalam menyiarkan Piala Dunia menyusupi kampanye politik.

AUTHOR / Novaeny Wulandari

2 Stasiun TV Terancam Diadukan
Piala Dunia, Antv dan Tv one, kampanye politik

KBR, Jakarta - Pecinta sepakbola Shefti Lailatul Latiefah bakal melaporkan dua stasiun televisi TV One dan ANTV ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), jika dalam menyiarkan Piala Dunia menyusupi kampanye politik. Langkah ini diambil mengingat pemilik dua stasiun televisi itu mendukung capres bernomor urut 1. Shefti mengatakan, ia dan pecinta sepakbola lainnya menginginkan tontotan pertandingan sepakbola yang bebas intervensi politik. Karenanya untuk mencegah hal itu terjadi, ia sudah melayangkan surat ke Presiden FIFA agar ikut memantau siaran Piala Dunia di Indonesia.

"Memang ada televisi-televisi yang dimiliki oleh konglomerat-konglomerat tertentu. Tetapi mereka itu siaran di frekuensi milik publik, yang itu tidak diperjual belikan. Sekarang gini aja, punya kantor bisa siaran, tetapi tidak bisa siaran, tidak mungkin juga kan. Ruang siar ini milik publik jadi harus taat peraturan P3SPS, KPI sudah punya. Nanti kalau dua stasiun televisi ini, tidak mengindahkan aturan-aturan, kita bisa bawa itu ke KPI dan Panwaslu," ujar Shei dalam perbincangan Sarapan Pagi di KBR

Dua saluran televisi di bawah naungan VIVA Group, ANTV dan TV mendapat hak siar menyajikan langsung pertandingan Piala Dunia 2014. Dua stasiun televisi itu akan secara bergantian menyiarkan 64 laga mulai penyisihan sampai final. Direktur Bisnis VIVA, Bismar Kurniawan mengatakan, VIVA Group telah menghabiskan dana sebesar 65 juta dollar AS atau setara dengan Rp764 miliar untuk membeli hak siar Piala Dunia 2014. Proses negosiasi antara VIVA Group dengan FIFA, sudah berlangsung sejak 2011 silam.

Editor: Sutami

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!