NASIONAL

Stok Beras Surplus, Petani Tak Sejahtera

"Ini kemungkinan kita prediksi juga menurun lagi, karena alat-alat produksi pertanian semakin mahal, misalnya pupuk,"

AUTHOR / Astri Yuanasari

swasembada beras
Swasembada beras, petani panen padi di persawahan Bekasi, Jabar, Senin (18/7/22). (Antara/Andi Bagasela)

KBR, Jakarta-  Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengakui kebijakan-kebijakan pemerintahan presiden Jokowi untuk mewujudkan reforma agraria dan kedaulatan pangan sangat berpengaruh terhadap stok beras nasional yang surplus selama beberapa tahun terakhir. Namun Henry menyayangkan, prestasi ini tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan petani.

"Kalau ditanya apakah semuanya sudah baik, ya belum. Karena misalnya begini, nilai tukar petani untuk tanaman pangan misalnya padi ini termasuk di dalamnya, itu justru tiga tahun ini menurun. Perbandingan antara harga produksi pertanian, dengan yang dibeli oleh petani baik itu untuk kehidupan maupun untuk biaya produksi pertanian itu menurun," kata Henry kepada KBR, Minggu (14/8/2022).

Henry menyebut, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 2019-2021, rata-rata nilai tukar petani subsektor tanaman pangan menurun. 

Kata dia, pada 2019, nilai tukar petani adalah 101,72, pada 2020 adalah 101,43, dan di 2021 menurun menjadi 98,21.

"Dan ini kemungkinan kita prediksi juga menurun lagi, karena alat-alat produksi pertanian semakin mahal, misalnya pupuk," imbuhnya.

Henry meminta pemerintahan Jokowi terus menjalankan program reforma agraria dan kedaulatan pangan dan terus memperluas lahan pertanian pangan. Selain itu kata dia, pemerintah harus terus mencegah impor bahan pangan, dan mengubah paradigma pertanian dari pertanian kimia ke pertanian agroekologi, serta mendorong tumbuhnya koperasi-koperasi petani.

Baca juga:


Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengapresiasi kinerja petani Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan beras sejak 2019 hingga 2021 tanpa impor. Bahkan dengan stok tersedia mencapai 30 juta ton per tahun.

Jokowi mengatakan hingga April 2022 stok beras mencapai 10 juta ton, di tengah krisis pangan. Hal ini disampaikan Jokowi, saat menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atau lembaga penelitian padi internasional, atas keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya utamanya pada pelaku riil yang bekerja di sawah para petani Indonesia atas kerja kerasnya. Tentu saja Bupati, para gubernur, kementerian pertanian dan semuanya bekerjasama dengan riset-riset dari universitas-universitas, perguruan tinggi yang kita miliki ini adalah kerja yang terintegrasi kerja bersama sama kerja gotong royong bukan hanya milik kementerian pertanian saja," ujar Jokowi, Minggu (14/08/2022).


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!