NASIONAL

Perwakilan Suporter Seluruh Indonesia Menemui TGIPF Tragedi Kanjuruhan

"Para suporter juga meminta TGIPF mengusut tuntas kasus tragedi Kanjuruhan."

Astri Yuanasari

Perwakilan Suporter Seluruh Indonesia Menemui TGIPF Tragedi Kanjuruhan
Perwakilan suporter sepak bola seluruh Indonesia menemui TGIPF Tragedi Kanjuruhan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis, (6/10). Foto: Kemenkopolhukam.go.id

KBR, Jakarta- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menerima perwakilan suporter sepak bola seluruh Indonesia di kantor Kemenko Polhukam, Kamis, 06 Oktober 2022.

Anggota TGIPF Akmal Marhali mengatakan perwakilan suporter menyampaikan pemikiran mereka sebagai upaya untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia dari masalah-masalah yang selama ini terjadi. Para suporter juga meminta TGIPF mengusut tuntas kasus tragedi Kanjuruhan.

"Agar kasus tragedi Kanjuruhan atau meninggalnya suporter di lapangan sepak bola tidak terjadi lagi ke depannya. Dan juga mengamanatkan kepada tim pencari fakta untuk mengusut tuntas segala kasus yang terjadi, dan juga menegakkan semua aturan-aturan yang sudah ada. Dan yang paling penting disampaikan tadi adalah bahwa bagaimana ke depannya sepak bola Indonesia ini menjadi lebih baik," kata Akmal dalam keterangan pers, Kamis, (6/10/2022).

Akmal menyebut, kedatangan perwakilan suporter ini menjadi dukungan moral yang sangat besar bagi ratusan korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan, dan juga untuk seluruh suporter sepak bola Indonesia.

Ia berharap, ke depannya suporter bisa menjadi pahlawan penyelamat sepak bola Indonesia. Karena itu, TGIPF sangat terbuka dan akan selalu menerima masukan, saran, dan kritik dalam rangka melakukan investigasi kasus ini.

"Sekaligus juga dalam rangka melakukan atau menyusun langkah-langkah terbaik dalam membangun sistem baru sepak bola Indonesia kedepannya. Mewakili tim pencari fakta kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman suporter dan terus berikan masukan kami untuk menyelesaikan tugas ini," imbuhnya.

Suporter Ancam Lakukan Tindakan Revolusioner

Dalam kesempatan itu, perwakilan suporter seluruh Indonesia meminta Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan dapat bekerja serius dan objektif dalam mengusut kasus yang memakan ratusan korban jiwa.

Hal ini disampaikan Andie Peci, salah satu perwakilan suporter dari Bonek Surabaya. Andie menegaskan, suporter akan melakukan tindakan revolusioner jika kasus Kanjuruhan tidak diselesaikan secara adil.

"Kami berharap pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh tim gabungan independen mencari fakta ini bekerja lebih serius dan objektif agar semuanya bisa kembali normal. Kalau kami tidak mendapatkan hasil yang tidak adil buat suporter, tentu kami akan melakukan gerakan yang revolusioner, gerakan yang luar biasa, terutama untuk federasi sepak bola nasional, PSSI dan sebagainya," kata Andie dalam keterangan pers usai menemui TGIPF di Kantor Kemenko Polhukam, Kamis (6/10/2022).

Andie menambahkan, dalam pertemuan tersebut, suporter menyampaikan tuntutan-tuntutan pokok yang harus dilakukan oleh TGIPF Tragedi Kanjuruhan. Ia meminta, agar kasus Kanjuruhan tidak hanya sekadar diselesaikan, tetapi harus secara terang dituntaskan.

"Harus terang benderang siapa saja yang bertanggung jawab, hukumannya seperti apa, itu harus segera diputuskan. Kami sudah menyampaikan semua hal kehendak dan keinginan suporter Indonesia tentang perubahan sejatinya sepak bola nasional," kata Andie.

131 Korban Meninggal

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan Singo Edan di kandang sendiri dengan skor 2-3. Usai kekalahan itu, para suporter turun ke lapangan, dan kemudian diadang aparat keamanan, yang disertai tembakan gas air mata ke arah penonton.

Gas air mata itu diduga menjadi memicu kepanikan dari para penonton, sehingga membuat mereka panik berebut keluar stadion. Kepanikan akibat gas air mata, membuat ratusan penonton terinjak-injak, sesak napas, dan meninggal. Data sampai saat ini, tercatat 131 korban meninggal dan ratusan mengalami cedera.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • TGIPF
  • Tragedi Kanjuruhan
  • Suporter Sepak Bola
  • Gas Air Mata

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!