NASIONAL

Perludem Prediksi Politik Indentitas Masih Terjadi di Pemilu 2024

"Partai peserta pemilu itu justru yang mencari sesuatu yang dekat dengan kita secara emosional. Identitas kita, identitas itu kan dekat dengan kita.

AUTHOR / Muthia Kusuma

Perludem Prediksi Politik Indentitas Masih Terjadi di Pemilu 2024
ilustrasi pemilihan umum

KBR, Jakarta - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai politik identitas masih potensial terjadi di Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati menambahkan, politik identitas itu kerap digunakan sebagai komoditas mendulang suara pemilih. Potensi itu, kata dia, harus dicegah demi mengantisipasi tebalnya polarisasi di tengah masyarakat.

"Karena pemilih kita kan tidak dekat ya sama parpol (partai politik) ya. Survei dari Indikator Politik kan menyebutkan bahwa party id (identifikasi partai, red) di Indonesia rendah sekali. Orang tidak dekat sama partai. Partai peserta pemilu itu justru yang mencari sesuatu yang dekat dengan kita secara emosional. Identitas kita, identitas itu kan dekat dengan kita. Secara emosional pun dekat. Etnis misalnya agama yang digunakan untuk mendapat suara sebesar-besarnya," ucap Khoirunnisa dalam sebuah webinar, Selasa, (19/4/2022).

Khoirunnisa Nur Agustyati mendorong agar aturan kampanye yang melarang fitnah dan SARA diberlakukan dalam kampanye konvensional maupun digital.

"Harus ada strategi khusus untuk mengantisipasi kampanye hitam di media sosial. Termasuk menanggulangi berita bohong atau hoaks terkait pemilu," katanya.

Baca juga: Anggaran Pemilu 110 Triliun, Mendagri Minta Efisiensi

Selain itu, Perludem juga mendorong agar penyelenggara pemilu memberikan informasi dan data pemilu yang mudah diakses dengan transparan dan akuntabel. 

Perludem juga mendorong adanya forum multipihak yang melibatkan penyelenggara pemilu, peserta pemilu hingga akademisi. Agar, kata dia, bisa bekerja sama untuk meninjau hal-hal yang perlu diperkuat dalam Peraturan KPU.

"Ketika berita bohong sudah dipelintir dan disebar tujuan mereka adalah supaya proses dan hasil pemilunya tidak dipercaya orang. Nah ini yang perlu dihindari. Supaya di Pemilu 2024 yang potensial kompleksitasnya besar itu tidak menjadi tambahan permasalahan penyelenggaran pemilu," pungkas Khoirunnisa Nur Agustyati.

Editor: Kurniati Syahdan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!