indeks
Panglima TNI dan Kepala BIN Baru, Diminta Tarik Pasukan Non-organik di Papua

Koordinator Peneliti LSM Imparsial Al Araf sebut papua bukanlah daerah operasi militer, sehingga tidak perlu ada konsentrasi pasukan non-organik di sana.

Penulis: Sindu Dharmawan

Editor:

Google News
Prajurit TNI saat bertugas di Papua. Foto: Antara
Prajurit TNI saat bertugas di Papua. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Panglima TNI yang baru dilantik diminta segera mengevaluasi kebijakan pengamanan militer di Papua. Koordinator Peneliti LSM Imparsial Al Araf mengatakan, salah satu evaluasi kebijakan itu adalah dengan menarik seluruh pasukan TNI non-organik di Bumi Cenderawasih. Sebab, Papua bukanlah daerah operasi militer, sehingga tidak perlu ada konsentrasi pasukan non-organik di sana.

"Hasil penelitian dari Imparsial mengingat ada konsentrasi pengerahan pasukan yang besar. Karena hasil penelitian kami pasukan non-organik jumlahnya cukup banyak di Papua," ujarnya kepada KBR, Rabu (8/7). 

"Oleh karenanya selayaknya pasukan non-organik ditarik. Untuk intelijen juga sama, selayaknya tidak mengedepankan pendekatan-pendekatan yang represif di Papua, tetapi lebih mengedepankan pendekatan intelijen yang profesional dengan fungsi-fungsi deteksi dan meningkatkan informasi," jelasnya lagi.

Hari ini Presiden Joko Widodo melantik dua pejabat tinggi negara di Istana Kepresidenan Jakarta. Mereka adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Sutiyoso dilantik menggantikan Marciano Norman, sementara Gatot Nurmantyo menggantikan Moeldoko, yang telah purna masa jabatannya. Pelantikan tersebut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.

Editor: Dimas Rizky

pasukan non-organik papua
TNI di Papua
Imparsial Al Araf
operasi militer papua

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...