NASIONAL

Naik Turun Kepercayaan Publik terhadap Polri

"Kepercayaan publik terhadap Polri tengah diuji dalam pengusutan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Y. "

Siti Sadida Hafsyah

Brigadir J
Mahasiswa menggelar aksi damai untuk keadilan Brigadir J di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/8/2022). (Foto: ANTARA/Arif Firmansyah)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Hal ini disampaikan Presiden, ketika disinggung soal penanganan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Y oleh Polri.

Presiden Joko Widodo memerintahkan Polri mengusut kasus kematian Brigadir Yosua secara terbuka dan transparan.

“Iya kan sejak awal saya sampaikan. Usut tuntas, jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutup-tutupi. Ungkap kebenaran apa adanya. Sehingga jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Itu yang paling penting. Citra Polri, apa pun harus kita jaga,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangannya (9/8/2022).

Desakan soal penuntasan kasus penembakan Brigadir Y juga disampaikan kalangan anggota DPR. Apalagi, kasus tersebut sudah terjadi lebih dari sebulan.

Anggota Komisi Hukum DPR, Johan Budi Sapto Pribowo menuntut Polri bersikap profesional. Sebab ini berkaitan dengan kepercayaan publik terhadap Polri.

“Kita hanya bisa berharap bahwa kasus ini segera tuntas dan masuk ke proses pengadilan. Sehingga bisa terbuka kepada publik sebenarnya apa yang terjadi. Dan terjawab dengan proses yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Ini kan mempertaruhkan Institusi Polri, kepercayaan publik pada Polri,” tegas Johan pada KBR (9/8/2022).

Baca juga:

Kembalikan kepercayaan

Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengakui kepercayaan publik terhadap Kepolisian Indonesia menurun usai peristiwa dugaan pembunuhan berencana Brigadir Yosua di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, awal Juli lalu.

“Terkait dengan masalah kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Hal ini tentunya yang menjadi catatan penting dan saya minta untuk betul-betul bisa ditindaklanjuti. Pascaperistiwa Duren Tiga, angka kita langsung anjlok di 28. Dan kemarin pada saat penetapan FS sebagai tersangka angkanya naik menjadi 78 persen," kata Kapolri, Kamis (18/8/2022).

Menurut Listyo, pengusutan kasus Brigadir Y sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik pada kinerja penegak hukum. 

Ia pun menginstruksikan seluruh jajaran Polri mengembalikan kepercayaan masyarakat sesegera mungkin. Hal ini juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

“Dan ini adalah pertaruhan institusi Polri. Sehingga harapan kita angka 78 persen itu minimal sama atau naik, sesuai dengan arahan bapak Presiden bahwa kita tidak aka nada yang ditutup-tutupi. Semua kita buka sesuai fakta kebenarana apa adanya. Itu pegangan kita,” lanjutnya.

Listyo mengklaim akan bertindak tegas pada setiap anggota yang melanggar hukum dan mencoreng nama baik Polri. 

Tindakan tegas juga akan dijatuhkan jika ada anggota Polri yang terlibat tindak pidana perjudian, seperti yang sedang ramai diperbincangkan publik.

“Yang namanya perjudian, apapun bentuknya. Apakah itu darat, atau online, semuanya harus ditindak. Saya tidak akan memberikan toleransi. Kalau masih ada yang kedapatan, pejabatnya saya copot. Saya tidak peduli, apakah itu Kapolres, Direktur, atau Kapolda, saya copot. Di Mabes juga sama, tolong betul-betul diperhatikan,” katanya.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendukung sikap tegas dan upaya kapolri untuk memperbaiki institusi Polri.

“Jika ada yang anggota yang melakukan kesalahan maka mesti harus diproses proses hukum tidak cukup hanya pemeriksaan etik atau disiplin. Tetapi kalau disinyalir ada pidana, mesti harus dilakukan pidana," tutur Poengky kepada KBR, Minggu (26/6/2022).

Baca juga:

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil kepercayaan publik terhadap Lembaga hukum, pada periode 27 Juni hingga 5 Juli 2022. 

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan, Polri berada di posisi tertinggi. Tetapi survei ini belum termasuk respons masyarakat terhadap pengusutan kasus penembakan Brigadir Y.

“Untuk sementara, Polri mendapatkan tingkat kepercayaan tertinggi, disusul Kejaksaan, baru pengadilan, setelah itu KPK. Tingkat kepercayaan ini kalau dibandingkan Mei lalu, terhadap Polisi itu stagnan di angka 72 persen,” ucap Djayadi (24/07/22).

Dari hasil survei yang dilakukan, ada kinerja Polri yang dinilai sudah baik oleh masyarakat. Meski begitu, LSI menyebut masyarakat tetap memberikan catatannya terhadap Polri. Salah satunya soal penyuapan.

“Yang di bawah 50 persen, penilaian terhadap Polri itu adalah soal membenahi kepolisian dari penyuapan. Kemudian kemandirian atau netralitas polisi. Lalu kemandirian atau netralitas polisi dari intervensi partai atau politisi. Dan yang paling rendah atau negatif adalah kinerja polisi tentang menangani korupsi para polisi itu sendiri,” imbuhnya.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • Brigadir J
  • Polri
  • Ferdy Sambo

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!