indeks
Menko Zulhas Jamin Ketersediaan Stok Pangan Jelang Nataru

"Jadi aman, terkendali, stabil. Oleh karena itu kita minta kepada masyarakat tidak usah khawatir. Harga stabil, stok barang sembako cukup di pasaran. Nataru Insya Allah aman," kata Zulhas

Penulis: Astri Septiani

Editor: Resky Novianto

Google News
bapok
Kegiatan di pasar induk Rau, Kota Serang, Banten. Foto: ANTARA/Asep F

KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memastikan harga bahan pokok stabil jelang natal 2024 dan tahun baru 2025. Selain harga, ia juga memastikan stok bahan pokok tersebut tersedia. Sehingga masyarakat diminta tak khawatir.

"Nataru saya dapat data dari Pak Mentan, dari Menteri perdagangan, semua dari menteri terkait, aman. Stok beras bulog hampir 2 juta, sama yang ada di masyarakat 8 juta lebih. Jadi aman, terkendali, stabil. Oleh karena itu kita minta kepada masyarakat tidak usah khawatir. Harga stabil, stok barang sembako cukup di pasaran. Nataru Insya Allah aman," kata Zulhas saat konferensi pers (28/11/2024).

Di sisi lain sebelumnya pada awal pekan ini, Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Krisna Ariza menyatakan akan melakukan langkah konkret untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan barang pokok.

Krisna meminta pemerintah daerah khususnya yang membidangi perdagangan untuk memastikan kecukupan stok dan juga kelancaran pasokan serta berkoordinasi dengan pelaku usaha di wilayah masing-masing. Kata dia, Kemendag juga akan melakukan pengawasan dan penindakan bekerja sama dengan satgas pangan.

Apabila ada oknum pelaku usaha yang mencoba melakukan spekulasi pasar dengan cara menaikkan harga sepihak atau melakukan penimbunan, maka akan ditindak bersama.

Baca juga:

Menko Pangan Yakin RI Tak Perlu Impor Beras di 2025

Zulhas
Pangan
Swasembada Pangan
Bapok
Nataru

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...