NASIONAL

Debut Lion Air di Penerbangan Haji 2025, Mampukah Beri Layanan Terbaik?

Menurutnya, Lion Air perlu menepis keraguan sebagian publik yang kerap memandang negatif pelayanan maskapai berlambang “Singa Merah” dengan layanan terbaik haji 2025.

AUTHOR / Resky Novianto

EDITOR / R. Fadli

Google News
Haji 2025
Airbus A330, Pesawat Lion air. -Dok. Lion Air-

KBR, Jakarta- Jemaah haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000 orang. Kuota ini terbagi menjadi 203.320 jemaah haji reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus.

Jemaah haji akan diberangkatkan dalam dua gelombang, gelombang pertama (2-16 Mei 2025) dan gelombang kedua (17-31 Mei 2025).

Musim haji 2025 ini, maskapai Lion Air memulai debutnya dalam penerbangan haji, selain Garuda Indonesia dan Saudia Arabian Airline. Lion Air akan melayani penerbangan dari dua embarkasi yaitu Padang dan Banjarmasin.

Direktur Produksi Lion Air, Rachmat Diansyah Putra mengatakan, maskapainya menyiapkan empat pesawat Airbus A330 seri CEO, dan satu Airbus 330 seri NEO.

“Berdasarkan jadwal yang kami punya, kami cukup menggunakan dua pesawat untuk mengantisipasi artinya irregularities atau mempersiapkan lebih baik lagi. Kami menyiapkan pesawat stand by yang penempatannya kami akan siapkan dua pesawat di Padang, dan tiga pesawat di Banjarmasin. Dalam kesehariannya kami hanya cukup menggunakan masing-masing embarkasi satu pesawat," kata Rachmat dalam rapat bersama Komisi VIII DPR, di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025).

Rachmat mengatakan, jadwal penerbangan di masing-masing embarkasi sudah ditentukan. Yakni khusus di Padang terdapat 15 kelompok terbang (kloter), sedangkan di Banjarmasin terdapat 13 kloter.

“Untuk Padang, ke Madinah itu sebanyak tujuh kloter dan tujuan Jeddah itu delapan kloter. Pembagiannya untuk Banjarmasin sendiri untuk keberangkatan fase satu itu ada di Madinah enam kloter, dan di Jeddah ada tujuh kloter,” ujar Rachmat.

“Waktu saat pemulangan, kami akan menempatkan satu pesawat stand by di sana agar mengantisipasi irregularities yang terjadi saat fase pemulangan,” imbuhnya.

Lion Air Siapkan 25 Pilot dan 80 Awak Kabin

Rachmat juga menjelaskan, jumlah personel yang disiapkan Lion Air berjumlah 25 pilot, yang terbagi menjadi 17  kapten dan delapan First Officer (FO) senior. Sementara itu, untuk flight attendant, maskapai menyiapkan 80 pramugara dan pramugari lokal Indonesia.

"Kami sedang upayakan dimana dalam setiap penerbangan itu ada pramugari atau pramugara kami yang berdomisili atau berasal dari Banjarmasin atau Padang, guna mengantisipasi obstacle atau barrier dari bahasa. Itu rencana kami," tutur Rachmat.

Rachmat menambahkan, pihak Lion Air juga melakukan "Preliminary Test" pada pesawat sebelum melayani keberangkatan haji Indonesia 2025.

Preliminary Test atau pengujian awal penerbangan adalah serangkaian pengujian yang dilakukan sebelum pesawat terbang secara resmi. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesawat aman, layak terbang, dan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

Preliminary Test di tanggal 22 April ini di Padang dan dan kami baru dapat update yang di tanggal 23 April yang akan dilaksanakan di Banjarmasin. Kami pun sudah melakukan Preliminary Test di tanggal 15 April kemarin,” jelasnya.

Lion Air Diproyeksi Angkut Lebih dari 11 Ribu Jemaah

Mengutip dari lionair.co.id, maskapai ini diperkirakan akan mengangkut 11.762 jemaah haji, dengan rincian 6.293 jemaah dari Embarkasi Padang (PDG), dan 5.469 jemaah dari Embarkasi Banjarmasin (BDJ).

Dalam keikutsertaan perdana di momen haji tahun ini, Lion Air mempersiapkan empat armada pesawat berbadan lebar generasi modern dan berusia muda (rata-rata 5–7 tahun), yaitu Airbus 330-300CEO dan Airbus 330-900NEO, dengan kapasitas 436 kursi.

Armada Airbus A330 Lion Air yang digunakan merupakan generasi modern dengan usia pesawat rata-rata 5-7 tahun, sehingga secara teknis berada dalam kondisi optimal untuk melayani penerbangan jarak jauh tanpa transit (non-stop) dari Indonesia ke Arab Saudi.

Sesuai sistem operasional haji yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI, gelombang I jemaah haji diberangkatkan dari Indonesia ke Madinah dan akan pulang melalui Jeddah. Gelombang II jemaah diberangkatkan ke Jeddah dan dipulangkan melalui Madinah.

Selain itu, Lion Air juga telah mempersiapkan kru pesawat yang profesional, termasuk pilot, awak kabin, dan teknisi, yang telah menjalani pelatihan ketat sesuai standar operasional prosedur (SOP) penerbangan haji.

"Makanan dan minuman selama penerbangan juga telah dipersiapkan dengan memperhatikan aspek nutrisi dan preferensi jemaah," tutupnya.

Lion Air dimiliki oleh Rusdi Kirana, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB. 

Baca juga:

Menguji Komitmen Pemerintah, Haji 2025 Ramah Disabilitas Jangan Hanya Slogan

Apa Alasan Lion Air Lolos Seleksi Angkutan Haji 2025?

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief mengatakan, dalam penyelenggaraan haji 2025 ada tiga maskapai yang lolos seleksi.

“Ada dua maskapai, yaitu Garuda Airlines, kemudian juga ada Lion Air Group. Saudi Airlines untuk vendor di luar negerinya. Jadi di dalam negeri ada dua, di luar negeri ada satu,” ujar Hilman dalam keterangannya.

Hilman menerangkan, Lion Air masuk dalam tiga maskapai terpilih dari empat maskapai yang telah mengajukan diri maupun diundang langsung oleh pemerintah untuk hadir dalam rapat dengar.

“Pada 2 Januari 2025 sebelumnya, Komisi VIII dan pemerintah mengadakan RDP dengan para direktur utama ketiga maskapai penerbangan yang terpilih dan juga pihak Citilink,” jelas Hilman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI pada 6 Januari 2025.

Hilman menjelaskan, Lion Air--yang memulai penerbangannya pada 2000---menjadi salah satu maskapai dalam negeri yang dipilih karena sudah memenuhi syarat dari pemerintah.

Keputusan Kemenag berdasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1197 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyediaan Transportasi Udara Bagi Jemaah Haji Reguler Tahun 1446 H/2025.

“Tentu kami memiliki dasar, di antaranya adalah pengalaman yang dimiliki masing-masing maskapai, kemudian juga hal-hal yang terkait dengan on-time performance (kinerja tepat waktu),” kata Hilman.

Masukan Anggota DPR terhadap Lion Air?

Mengutip laman jdih.dpr.go.id, Anggota Komisi VIII DPR RI, Mahdalena berharap kehadiran maskapai Lion Air sebagai maskapai penerbangan jemaah haji Indonesia di tahun ini, bakal mengurangi potensi tertundanya (delay) baik menuju maupun dari tanah suci sehingga membuat jemaah kian nyaman.

Diketahui, persoalan delay ini kerap kali menjadi kendala laten dalam proses penyelenggaraan ibadah haji tiap tahunnnya.

“Kehadiran Lion Air, di samping Garuda Indonesia dan Arab Saudi Airlines, diharapkan bakal meningkatkan armada penerbangan bagi jemaah haji Indonesia. Sehingga kita harapkan mengurangi potensi keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari tanah suci sehingga jemaah akan kian nyaman,” ujar Mahdalena dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta.

“Maka kita berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi delay bisa kita tekan” pintanya.

red
Ilustrasi Jemaah Haji. Foto: kemenag.go.id

Politisi Fraksi PKB ini juga mengatakan, persoalan delay pesawat kerap menganggu jadwal keberangkatan maupun kepulangan jemaah haji Indonesia dari tanah suci.

Terkadang, tambahnya, persoalan delay pesawat ini berlangsung berjam-jam sehingga membuat jemaah tidak nyaman terutama bagi lansia.

“Maka kita berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi delay bisa kita tekan,” katanya.

Apakah Lion Air Berpengalaman Melayani Haji di Negara Lain?

Mengutip dari lionair.co.id, pada musim haji 2024, maskapai ini sukses melayani jemaah dari 35 embarkasi global yang tersebar di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.

Portofolio Lion Air tercatat dalam pelayanan penerbangan haji secara global.

Pada 2024, Lion Air melayani penerbangan dari 35 embarkasi internasional, termasuk Almaty (Kazakhstan), Tashkent (Uzbekistan), Dhaka (Bangladesh), Nairobi (Kenya), hingga Lagos (Nigeria).

Tahun lalu, Lion Air mengoperasikan 12 pesawat berbadan lebar generasi terbaru, seperti Airbus 330-300CEO dan Airbus 330-900NEO.

Lion Air juga mengeklaim On Time Performance (OTP) atau tertinggi ketepatan waktu. 

Pada 2024, Lion Air mencatatkan OTP rata-rata 95%.

Bahkan sejak 2009, Lion Air juga mengeklaim, sudah kerap melayani masyarakat Indonesia melaksanakan ibadah umrah.

Debut Lion Air Jadi Armada Haji 2025 Disorot?

Di lain pihak, pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, komitmen dan kepercayaan terhadap jemaah sebagai konsumen dari dalam negeri menjadi tantangan bagi manajemen Lion Air.

Menurutnya, Lion Air perlu menepis keraguan sebagian publik, yang kerap memandang negatif pelayanan maskapai berlambang “Singa Merah”, apalagi untuk layanan haji 2025 ini.

“Bahwa selama ini kan untuk angkutan yang berjadwal (domestik) itu sering delay,” ujar Alvin kepada KBR Media, Senin (21/4/2025).

Meski begitu, Alvin meyakini, Lion Air sanggup membuktikan pelayanan terbaik dalam momen perjalanan haji tahun ini.

“Tapi kan jangan lupa, ini untuk angkutan haji, ini kan bukan penerbangan terjadwal yang biasa. Ini pesawat-pesawatnya itu statusnya disewa oleh pemerintah, tidak boleh untuk kegiatan lain. Khusus untuk haji ini dengan jadwal yang sudah pasti, saya kira kalau untuk urusan jadwalnya bisa diatasi,” prediksinya.

red
Pengamat Penerbangan Alvin Lie. (Antara/Laily Rahmawaty)

Alvin juga memandang pentingnya teknis keselamatan penerbangan yang perlu terus dipertahankan dan diperkuat, termasuk dalam angkutan haji 2025.

“Lion Air ini juga sudah bertahun-tahun ini sudah banyak perbaikan tentang aspek keselamatan dan selamat mengangkut jemaah haji dari negara-negara lain tidak pernah ada masalah ya,” jelas Alvin.

“Kita beri kesempatan untuk pemerintah untuk mencoba mengkombinasi dua maskapai nasional kita. Kalau kinerjanya baik kan ke depan ini bisa melayani pengangkutan jemaah haji dijaga lebih baik,” imbuhnya.

Pengawasan Lion Air Jadi Armada Haji RI?

Alvin juga mengatakan, pengawasan ketat dan komprehensif perlu dilakukan pemerintah lewat Kementerian Perhubungan untuk memastikan kelaikan seluruh pesawat yang bakal menjadi armada angkutan haji 2025.

Armada yang dimaksud milik maskapai Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan tentunya Lion Air.

“Tentunya pemerintah dalam hal ini lebih cermat untuk memastikan kewajiban airlines, baik Garuda maupun Lion Air untuk menyediakan pesawat-pesawat yang kondisi kondisinya benar-benar prima tidak ada nanti masalah-masalah mesin seperti tahun-tahun yang lalu,” tutur Alvin.

Alvin meningatkan besarnya tantangan dari Kementerian Perhubungan untuk melakukan inspeksi pesawat-pesawat yang nantinya akan digunakan untuk mengangkut jemaah haji dari tanah air menuju tanah suci dan sebaliknya.

“Memastikan bahwa yang dialokasikan untuk mengangkut jemaah haji itu betul-betul cuma pesawat yang kondisinya prima, bukan malah pesawat pesawat tua yang seperti beberapa tahun terakhir,” pungkasnya.

Baca juga:

Evaluasi Layanan Haji, DPR Soroti Masalah Berulang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!