Article Image

NASIONAL

Cara Atur Duit yang Pas buat First Jobber

"Mengatur keuangan dari gaji pertama jadi hal krusial untuk first jobber dan fresh graduate karena akan berpengaruh pada masa depan."

KBR, Jakarta - Terima gaji pertama, biasanya jadi momen penting sekaligus dinanti para first jobber dan fresh graduate. Rasanya semua pengin dibeli, tapi apa daya, duitnya terbatas.

Nah, supaya kebutuhan dan sumber daya berjalan seimbang, plus masih bisa healing, butuh banget yang namanya pengelolaan keuangan. 

Menurut certified financial planner sekaligus founder OTW FIRE Rizzandi Ary dan Bagus Anindityo, mempersiapkan masa depan akan lebih mudah jika direncanakan sejak gaji pertama.

Membelanjakan penghasilan perdana untuk berbagai wishlist adalah hal wajar. Namun sebagai first jobber, perlu nih belajar membedakan keinginan (want) dan kebutuhan (need) agar keuanganmu tidak berantakan.

“Karena kan dulu jajannya berapa, terus tiba-tiba punya gaji seems like we can buy everything under the sun, padahal ternyata hidup tuh nggak sependek itu,” kata Bagus.

Ketahui dulu jumlah pengeluaran rutinmu. Tujuannya agar ada batasan jelas biar nggak kebablasan pas membelanjakan duit. Apapun metode budgeting-nya, alokasikan 20% dari pendapatan untuk masa depan.

“Asalkan kita bisa spending 20% untuk kebutuhan di masa depan, sisanya mau buat nonton konser, liburan atau segala macam, as long the number-nya masih masuk, that should be fine,” sebut Rizza.

Baca juga: Atur Bujet Self-Reward yang (Beneran) Self-Loving

Co-Founder OTW Fire Bagus Anindityo, CFP, menyebut first jobber harus menyisihkan 10-20 persen untuk tabungan masa depan. (Foto: Dok Pribadi)

Berkaca dari pengalaman pribadinya Bagus mewanti-wanti soal latte factor. Tanpa disadari, banyak pengeluaran kecil-kecil, yang bisa menggembosi keuangan, istilah lainnya, bocor alus. Misalnya beli kopi kekinian tiap hari, sering makan di luar tanpa mempertimbangkan harga, sampai urusan nonton konser.

“Kalau mau yang banyak leisure-nya, banyak healing-healing di weekend, ya during weekdays-nya bawa makanlah dari rumah, get creative with your finance” saran Bagus.

Para first jobber disarankan berinvestasi ke hal-hal yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan. Kunci dari terealisasinya FIRE (financial independent, retire early) adalah fokus pada keahlian utamamu, dengan cara upgrade skill, pengetahuan, juga sikap.

You need to have something that is your core. Kita bisa eksplor kanan-kiri ya. Tapi not after you’re getting better atau you’re doing good at one thing,” jelas Bagus.

Baca juga: Ekonomi Gonjang-ganjing, Cobain Frugal Living

Co-Founder OTW FIRE Rizzandi Ary, CFP, menuturkan, first jobber sebaiknya mengalokasikan uang untuk peningkatan kapasitas yang tujuannya menaikkan income. (Foto: Dok Pribadi)

Para first jobber mending jauhi paylater. Hindari utang sebagai jalan pintas, apalagi untuk pengeluaran konsumtif.

“Bisa pay later, asal memang sudah ada bayangan ke depannya, ada kemampuan untuk membayarnya. Sebisa mungkin kita hindari karena bunganya tinggi dan membeli something yang kita nggak bisa afford. Itu ntar jadi masalah di masa depan,” papar Rizza.

Menurut Rizza kemudahan akses internet seharusnya bisa dimanfaatkan anak-anak muda untuk meningkatkan pendapatan, mengelola pengeluaran, sampai investasi. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan generasi yang lebih senior.

“Kalau bisa dimanfaatkan, terus terang ini one of the luckiest generation karena dari tiga pilar itu (pendapatan, pengeluaran, dan investasi) jauh lebih baik dibandingkan 10-15 tahun yang lalu,” ujarnya.

Dengarkan Uang Bicara episode Cara Atur Duit yang Pas buat First Jobber bersama certified financial planner sekaligus founder OTW FIRE Rizzandi Ary dan Bagus Anindityo di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.