KESEHATAN

Jaga Kesehatan Reproduksi, Ketahui Hal yang Membahayakannya

Fenomena dijualnya pembalut reject ini erat kaitannya dengan mahalnya harga pembalut yang dijual saat ini

AUTHOR / Naomi Lyandra

Produksi pembalut ramah lingkungan di Jombang. (Antara/Syaiful Arif)
Produksi pembalut ramah lingkungan di Jombang. (Antara/Syaiful Arif)

KBR, Jakarta - Viral di media sosial penjualan pembalut reject yang sudah cacat atau mengalami kerusakan. Pembalut ini dijual kiloan dengan harga murah. Situasi ini menggambarkan kurangnya akses akan produk menstruasi, pendidikan, dan fasilitas kebersihan.

Fenomena dijualnya pembalut reject ini erat kaitannya dengan mahalnya harga pembalut yang dijual saat ini. Ini juga selaras dengan hasil poling UNICEF yang dipublikasikan tahun 2022 di websitenya yang menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak perempuan di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengakses maupun membeli pembalut.

Baca juga: Krisis Iklim dan Kesehatan Reproduksi, Berhubungan?

red


Dokter Dyah Ayu Sartika dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jakarta mengatakan bahwa akses akan produk menstruasi yang bersih dan aman menjadi hak setiap perempuan. Ia juga menyebut bahwa beredarnya pembalut reject ini berdampak buruk pada kesehatan alat reproduksi.

Dampak buruk seperti apa? Apa saja indikator jika alat reproduksi sudah mulai tidak sehat? Dan bagaimana mencegahnya?

Simak selengkapnya di Ruang Publik KBR.

Editor: Vitri Angreni

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!