INTERNASIONAL

Parasit Telah Kebal terhadap Dua Obat Utama Anti-Malaria

KBR68H, Washington - Kamboja Barat telah lama dianggap sebagai sarang penyakit malaria.

AUTHOR / Eva Mazrieva

Parasit Telah Kebal terhadap Dua Obat Utama Anti-Malaria
anti-malaria, obat utama, parasit, kebal, WHO

KBR68H, Washington - Kamboja Barat telah lama dianggap sebagai sarang penyakit malaria. Sejak tahun 1950-an, parasit di sana telah menjadi kebal terhadap dua obat utama anti-malaria, yang pertama Klorokuin dan kemudian kombinasi sulfadoksin dan pirimetamin. Resistensi itu akhirnya menyebar ke bagian lain di Asia dan Afrika.

Profesor Nicholas White adalah salah satu dan juga ketua Wellcome Trust,  yang mengelola program program utama Luar Negeri di Asia Tenggara. Ia mengatakan khawatir sejarah mungkin terulang kembali.

“Sangat disayangkan  kekebalan terhadap Cloroquine telah membunuh jutaan anak. Dan sekarang tampaknya resistensi terhadap obat terbaik kita sekarang ini, artemisinin, telah terjadi di Kamboja barat."katanya.
 
Sebuah tim peneliti internasional  telah  menganalisis  susunan genetika  800 parasit penyebab malaria di seluruh dunia.

Mereka menemukan bahwa parasit malaria  di Kamboja Barat memiliki struktur genetika  yang berbeda dari negara-negara lain. Mereka menemukan  tiga "sub-populasi"berbeda atau keluarga parasit yang resistan terhadap obat. White mengatakan ini adalah terobosan besar.

"Kami menemukan bahwa kekebalan itu terjadi pada keluarga parasit  tertentu dan bahwa parasit tersebut memiliki  susunan  genetika  yang kuatu tapi abnormal yang mungkin menimbulkan  kecenderungan resistensi. Kami belum benar-benar mengetahui mekanisme resistensi yang tepat tapi setidaknya kami  sekarang memiliki sebuah metode untuk melacak resistansi itu dan ini sangat penting. “ujarnya.

Tujuan utama WHO adalah untuk mencegah penyebaran parasit malaria yang kebal terhadap obat-obat utama. Para ilmuwan mengharapkan dengan mengindentifikasi jenis parasit yang kebal itu, para peneliti bisa dengan segera melakukan pengawasan.

Sekarang ini, White mengatakan artemisini adalah obat terbaik di dunia untuk melawan malaria- dan mengatakan obat ini akan terus efektif.
Menurut WHO, pada tahun 2010, ada lebih dari 150 juta penderita  malaria di seluruh dunia dan setidaknya 500 ribu kematian akibat malaria. WHO mengatakan angka kematian malaria telah turun lebih dari 25% secara global sejak tahun 2000. (VOA)

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!