INTERNASIONAL

Nilai Mahar Melonjak, Perempuan Sudan Takut Dinikahkan di Usia Muda

KBR68H

AUTHOR / Aisyah Khairunnisa

Nilai Mahar Melonjak, Perempuan Sudan Takut Dinikahkan di Usia Muda
nilai mahar, perempuan sudan, nikah muda

KBR68H – Mahar yang harus diberikan untuk menikahi perempuan di Sudan semakin tinggi. Kondisi ini memicu kekhawatirkan para gadis yang tinggal di Sudan Selatan. Mereka takut orang tuanya akan menikahkan anak-anaknya yang masih muda karena tergiur mahar yang besar.

Di negara yang menjadi bagian dari Afrika Utara ini, banyak remaja sudah menikah sejak usia 13 tahun. Fenomena ini muncul tak terlepas karena besarnya mahar yang bisa orang tua dapatkan dengan ‘menyerahkan’ anak gadisnya. Untuk menikahi satu orang perempuan, pihak lelaki harus membayar mahar lebih dari 100 ekor sapi.

“Saya meminta pemerintah untuk menurunkan biaya mahar atau menetapkan usia minimum untuk menikah. Jika itu tidak dilakukan, maka biaya mahar akan semakin melejit dan angka remaja yang nikah muda akan semakin banyak,” kata Nyapar Gatyiel, gadis Sudan berusia 17 tahun yang merasa beruntung belum dinikahkan oleh orang tuanya.
 
Ia menambahkan, perempuan seharusnya tidak dinikahkan sebelum usia 20 tahun. “Remaja yang sudah berumur 20 tahun biasanya lebih bertanggung-jawab dan mengerti apa yang seharusnya ia kerjakan di rumah. Jika masih berusia 13, 14, 15 tahun, maka pernikahan malah memunculkan stres dan itu tidak baik,” kata Gatyiel.

Menteri Perempuan, Anak, dan Kesejahteraan Sosial, Lubna Abdelgani mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan untuk menghentikan kenaikan biaya mahar dan membantu keluarga yang tidak mampu membayar 100 ekor sapi sebagai mahar.

Berdasarkan data dari Kementrian Perempuan, Anak, dan Kesejahteraan Sosial Sudan Selatan, hampir separuh gadis Sudan dari usia 15-19 tahun sudah menikah. Kebanyakan dari mereka menolak pernikahannya.

Di lain pihak, Nyamal William Bol (15) tetap setuju pada pembayaran mahar. “Mahar tidak boleh dihapuskan. Banyak gadis yang sudah mengeluarkan uang yang besar untuk membayar kuliah. Jadi satu-satunya jalan untuk mengembalikan uang itu kepada orang tua adalah dengan menerima mahar dari pihak laki-laki,” kata Bol.

Bol sendiri kini masih menimba ilmu di universitas. Ia tidak mau dinikahkan sebelum lulus, karena ia ingin menaikkan harga mahar untuk keluarganya. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!