INTERNASIONAL
Malala Yousafzai Upayakan Pembebasan Siswi Nigeria yang Diculik
Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang selamat dari upaya percobaan pembunuhan Taliban tahun 2012, hari Senin berulang tahun ke 17 dengan berkunjung ke Nigeria dan mendesak Boko Haram untuk membebaskan ke-219 siswi sekolah, yang disebutnya sebagai
AUTHOR / Eva Mazrieva
KBR, Washington - Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang selamat dari upaya percobaan pembunuhan Taliban tahun 2012, hari Senin berulang tahun ke 17 dengan berkunjung ke Nigeria dan mendesak Boko Haram untuk membebaskan ke-219 siswi sekolah, yang disebutnya sebagai “saudara”, yang diculik tiga bulan lalu.
Malala Yousafzai yang menjadi simbol internasional bagi perjuangan hak-hak kaum perempuan menghadapi kelompok Islam garis keras mengatakan untuk pertama kalinya presiden Nigeria berjanji akan menemui orang tua siswi-siswi tersebut.
“Harapan saya dalam ulang tahun kali ini adalah memulangkan siswi-siswi itu sekarang dalam kondisi selamat,” ujar Malala.
Para siswi itu diculik oleh kelompok ekstrimis Boko Haram dari sebuah sekolah di kota Chibok, di pinggiran Nigeria Utara, bulan April lalu.
Malala menyampaikan himbauan itu secara langsung kepada para penculik.
“Letakkan senjata, bebaskan saudara-saudara Anda. Bebaskan saudara-saudara saya, bebaskan putri bangsa ini. Biarkan mereka bebas. Mereka tidak melakukan kejahatan apa pun,” ujar Malala.
Ia menambahkan, “Boko Haram telah menyalahgunakan nama Islam. Islam mengajarkan persaudaraan.”
Malala Yousafzai juga berbicara menentang kebiasaan pernikahan dini di negaranya/,suatu tradisi yang juga terjadi di Nigeria. Boko Haram telah mengancam untuk menjual sebagian siswi itu jika para pejuangnya tidak dibebaskan.
Pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau hari Minggu memasang sebuah video baru dimana ia mengulangi tuntutannya agar pemerintah Nigeria membebaskan para gerilyawan yang ditahan sebagai ganti pembebasan para siswi tersebut.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sejauh ini telah menolak tuntutan itu meski dimohon orang tua para siswi itu. (VOA)
Editor: Antonius Eko
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!