INTERNASIONAL

20 Ribu Gadis di Bawah Usia 18 Tahun Melahirkan Bayi Setiap Hari

KBR68H, Wsahington - Melahirkan anak mestinya merupakan saat bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tetapi, bagi jutaan remaja di seluruh dunia, hamil dan melahirkan pada usia muda menimbulkan masalah kesehatan, pengucilan oleh masyarakat, bahkan kemati

AUTHOR / Eva Mazrieva

20 Ribu Gadis di Bawah Usia 18 Tahun Melahirkan Bayi Setiap Hari
hamil muda, perempuan, 18 tahun

KBR68H, Wsahington -  Melahirkan anak mestinya merupakan saat bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tetapi, bagi jutaan remaja di seluruh dunia, hamil dan melahirkan pada usia muda menimbulkan masalah kesehatan, pengucilan oleh masyarakat, bahkan kematian.

Laporan baru U.N. Population Fund, UNFPA, menunjukkan di negara-negara sedang berkembang, 20 ribu gadis di bawah umur 18 tahun melahirkan bayi setiap hari.  Laporan tersebut memperkirakan, 70 ribu remaja di negara-negara berkembang meninggal setiap tahun karena komplikasi kehamilan dan proses melahirkan.  Dari yang selamat, banyak yang menderita “obstetric fistula,” yaitu timbulnya lubang di saluran rahim, mengakibatkan perempuan itu terus-menerus buang air kecil. 

Direktur UNFPA di Jenewa, Alanna Armitage, mengatakan, remaja puteri menghadapi resiko kawin muda dan hubungan seksual paksa.  Menurutnya, kematian karena melahirkan di kalangan remaja di bawah 15 tahun di negara-negara berpenghasilan rendah dan sedang, dua kali lebih TINGGI dari perempuan dewasa.

“Laporan kami menunjukkan, sembilan dari 10 kehamilan pada gadis-gadis di bawah 18 tahun, terjadi dalam perkawinan.  Setiap hari, 39 ribu gadis muda dikawini dengan melanggar hak-hak dasar mereka. Satu dari sembilan orang kawin sebelum mencapai umur 15, dan, tentu saja, ini akan berkelanjutan, selama keluarga, masyarakat dan pemerintah mentolerir perkawinan anak-anak,” kata Alanna.

Laporan tadi menggarisbawahi dampak ekonomi kehamilan remaja, yang menunjukkan ongkos yang harus dibayar seumur hidup berkaitan dengan kondisi tersebut.  Di Cina, jumlah itu satu persen dari GDP tahunan, dan 30 persen GDP tahunan di Uganda. Laporan tersebut mencatat, kerugian berjumlah $3,4 miliar dolar itu sebenarnya dapat membantu ekonomi Kenya, andaikata lebih dari 200 ribu gadis remaja di negara itu bekerja, daripada menjadi hamil.

Dilaporkan pula, di setiap kawasan dunia, gadis remaja miskin dan tidak berpendidikan di desa, lebih mungkin menjadi hamil daripada mereka yang hidup lebih nyaman di kawasan perkotaan. Penasihat  Senior  Kesehatan Ibu di UNFPA, Luc de Bernis, mengutarakan,  mortalitas paling tinggi di kalangan ibu remaja terdapat di Sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan.

Di antara rekomendasi untuk mengurangi kehamilan remaja dengan segala resikonya, laporan itu menyarankan agar anak-anak perempuan terus disekolahkan, melarang perkawinan remaja, dan memberi penyuluhan keluarga berencana, termasuk penggunaan kontrasepsi.  (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!