KBR- Pemerintah Kota Beijing akan memberlakukan aturan penerapan tarif kemacetan kepada pengguna atau pemilik kendaraan pribadi saat jam macet.
Kabarnya aturan semacam ini telah diterapkan di London Inggris maupun Singapura untuk mengurai kemacetan parah di jalan raya.
Media pemerintah Tiongkok memberitakan aturan penerapan tarif kemacetan kemungkinan akan diluncurkan tahun ini juga.
Lembaga riset transportasi mitra pemerintah menyarankan tarif kemacetan sekitar 3 hingga 8 dolar Amerika atau antara Rp40 ribu hingga Rp100 ribu perhari di Beijing.
"Penerapan tarif kemacetan mungkin akan menjadi tren di Tiongkok. Saya pikir tidak ada yang meragukan itu," kata Profesor Shi Jing, Direktur Institut Teknik Transportasi R&D di Universitas Tsinghua.
"Tapi kita harus bertanya, masalah yang bakal ditimbulkan jika aturan ini diterapkan? Mengapa banyak negara membicarakan hal ini tapi tidak banyak yang menerapkannya? Itu karena tarif kemacetan akan menjadi beban ketika Anda akan masuk ke ke kawasan tertentu di dalam kota."
Beijing merupakan salah satu kota paling macet di dunia. Beijing sudah memiliki jaringan kereta bawah tanah terbesar di dunia, jaringan jalan raya yang luas, sistem transportasi bus yang luas dan menyeluruh.
Namun kepemilikan kendaraan bermotor di Beijing terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam lima tahun, kepemilikan kendaraan bermotor meningkat 17 persen menjadi 5,6 juta unit hanya di Beijing saja. Angka itu sudah hampir ambang batas pemilikan kendaraan yang ditetapkan otoritas di Beijing yaitu enam juta unit hingga 2017.
Beijing Akan Terapkan Tarif Kemacetan
Lembaga riset transportasi mitra pemerintah menyarankan tarif kemacetan sekitar 3 hingga 8 dolar Amerika atau antara Rp40 ribu hingga Rp100 ribu perhari di Beijing.


Seorang pria mengendarai sepedanya melewati jembatan pejalan kaki dimana mobil-mobil berlalu-lalang di jalan raya Beijing, Rabu (2/1). Foto: Antara
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Kesiapan Mental sebelum Memutuskan Menikah
Kabar Baru Jam 8
Setahun Pandemi dan Masalah "Pandemic Fatigue"
Kabar Baru Jam 7