INDONESIA

Perjuangan Dokter Pakistan untuk Menyelamatkan Para Bayi

Seorang dokter perempuan Pakistan mencoba mengubah kondisi ini dengan menyediakan perawatan kesehatan yang lebih baik bagi ibu.

AUTHOR / Khawar Khan

Perjuangan Dokter Pakistan untuk Menyelamatkan Para Bayi
Pakistan, Dr Anita Zaidi, kesehatan ibu, kematian bayi, Khawar Khan

Shabana baru sekali ini mendengar bunyi sirine ambulans, saat ia dibawa ke rumah sakit untuk melahirkan.


Bidan Gul Naz Ahmed ikut menemaninya. 


“Saya baru sekali ini melihat pasien dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Ini bisa terjadi berkat Dokter Anita dan timnya yang berjuang untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak.”


Shabana tinggal di Rehri Goht, sebuah kampung nelayan di pinggiran Kota Karachi.


Penghasilannya sebagai pembersih ikan bagi nelayan hanya 20 ribu Rupiah per hari. 


Desanya terletak di perbatasan ibukota keuangan Pakistan, tapi penduduk di kampung ini sangat miskin.


Menurut pemerintah, satu dari 10 bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. 


Jumlah ini hampir dua kali lipat angka kematian dunia.


Tapi tidak ada layanan kesehatan di desa ini dalam 40 tahun terakhir, kata Dokter Anita Zaidi, Kepala Departemen Dokter Anak di sebuah universitas di Karachi. 


“Tidak ada rumah sakit dekat daerah ini. Biasanya perempuan melahirkan dibantu dukun beranak yang jumlahnya terbatas, bahkan tidak mengeyam pelatihan formal. Ketika perempuan mengalami komplikasi saat pesalinan, bayi kerap sudah meninggal ketika mereka mencoba mencari pertolongan medis.” 


Keprihatinan Dokter Anita memaksanya membuat proposal untuk mengurangi angka kematian di Rehri Goth. Di desa itulah dokter Anita mengabdi selama 10 tahun terakhir.


Berkat proposalnya itu, ia menerima hadiah uang lebih dari Rp 11 milar dari pengusaha Amerika Serikat, Ted Caplow. 


“Saya kenal masyarakat di sini sekaligus tahu masalah mereka. Sungguh sangat tepat hadiah yang diberikan dengan kebutuhan masyarakat di sini.”


Desa itu sekarang punya klinik kesehatan yang dilengkapi perawatan bagi ibu yang memadai.


Uang hadiah itu digunakan untuk memperbaiki gizi perempuan hamil dan melatih para bidan.


Juga digunakan untuk membangun jaringan trasportasi untuk membawa para ibu yang mengalami komplikasi saat persalinan ke rumah sakit.


“Perempuan hamil akan melakukan dua kali pemeriksaan kandungan, multivitamin agar janinnya sehat dan makanan tambahan jika ibu hamil mengalami malnutrisi.”


Dokter Qudsia Uzma dari LSM Save the Children mengatakan pemerintah harus terlibat dalam masalah ini. 


“Akar masalahnya adalah kurangya pekerja kesehatan yang terampil, yang memiliki peralatan dan pasokan obat-obatan yang lengkap untuk membantu para ibu. Terutama di daerah pedesaan yang terpencil yang sangat membutuhkan layanan kesehatan.”


Kembali ke rumah sakit...Shabana melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat...

 

“Saya bersyukur pada Tuhan atas semuanya. Saya sekarang bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan setiap perempuan di derah ini juga bisa mengakses layanan kesehatan itu.”


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!