INDONESIA

Paspor Murah Kamboja Membantu Pekerja Kembali ke Thailand

Hampir 200 ribu orang Kamboja kabur dari Thailand beberapa hari terakhir.

AUTHOR / Borin Noun

Paspor Murah Kamboja Membantu Pekerja Kembali ke Thailand
Kamboja, paspor, migrasi, Thailand, Borin Noun

Sejak kudeta militer di Thailand, Poi Pet berubah menjadi tempat penampungan. Ratusan prajurit dan pekerja sosial berada di sana, seiring dengan adanya ribuan pekerja migran di kota tersebut. Mereka tiba dengan menumpang kendaraan tahanan Thailand, truk dan bus yang penuh sesak. 

Chan Ny yang berusia 32 tahun baru baru saja pulang dari Thailand. Ia mengatakan sangat berbahaya bagi pekerja tak berdokumen berada di negara itu saat ini.

“Kami harus berhati-hati. Kami butuh dokumen resmi agar tidak ditangkap militer Thailand.”

Di dekatnya ada Vong Non yang sudah bekerja sebagai pekerja bangunan tidak berdokumen di Thailand selama bertahun-tahun. Dia tidak lagi merasa aman di sana sejak junta berkuasa.

“Kami mudah ditangkap jika tidak punya paspor. Kami juga tidak bisa menerima upah karena para majikan akan meminta polisi menangkap kami. Saat kami dengar berita itu, kami memutuskan untuk pulang kampung.”

Kamboja berupaya menghentikan eksodus pekerjanya dari Thailand dengan cara menurunkan biaya pengurusan paspor secara drastis, dari 1,5 juta menjadi 50 ribu Rupiah.

Biaya murah ini hanya berlaku bila mengajukan paspor melalui Departemen Tenaga Kerja Kamboja atau perusahaan perekerut tenaga kerja resmi.

Direktur Eksekutif kelompok donor CARAM, Ya Na Vuth, mengatakan proses pengajuan ini belum transaparan.

“Biaya mendapatkan paspor memang murah tapi prosesnya masih rumit dan masih banyak korupsi di dalam sistem birokrasi. Itu sebabnya banyak pekerja migran yang pergi ke Thailand secara ilegal. Dan ini juga memicu praktik perdagangan orang. Kami meminta pemerintah Kamboja dan Thailand melakukan lebih banyak langkah untuk memastikan keamanan pekerja Kamboja.”

Vorn Ra adalah pekerja tak berdokumen yang baru saja kembali dari Thailand. Dia ingin mendapatkan paspor murah itu tapi tak punya uang untuk mengurusnya ke ibukota.

“Saya dan teman saya kecewa karena untuk mengurus paspor itu kami harus ke ibukota. Karena jarak dari desa kami ke ibukota sangat jauh dan prosesnya juga sulit.”

Masih ada sedikitnya 200 ribu pekerja migran Kamboja bekerja di Thailand.

Lun Thun yang berusia 22 tahun sedang berupaya agar bisa kembali ke Thailand. Menurutnya tinggal di kampung halaman bukanlah sebuah pilihan.
 
“Jika kami tinggal di sini, kami akan mati karena kami tidak punya apa-apa.”

Junta militer Thailand menyatakan mereka tidak anti-imigrasi tapi mereka ingin mendorong para pekerja tanpa dokumen mencari pekerjaan lewat jalur resmi.


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!