INDONESIA

Model Perempuan Afghanistan: Ini Tidak Bertentangan dengan Islam

Tapi Semmen Hasanzada dari Kementerian Informasi mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait iklan-iklan seperti itu.

AUTHOR / Ghayor Waziri

Model Perempuan Afghanistan: Ini Tidak Bertentangan dengan Islam
Afghanistan, model perempuan, hak perempuan, diskriminasi terhadap perempuan, Ghayor Waziri

Papan iklan dan iklan di televisi yang menampilkan perempuan untuk menjual berbagai hal mulai dari telepon selular hingga asuransi, tumbuh subur sejak jatuhnya rezim Taliban.

Tapi pemerintah Afghanistan ingin membatasinya.

Setelah dua bulan berkuasa, Kementerian Informasi dan Kebudayaan meminta media untuk tidak menggunakan model perempuan dalam iklan mereka.

Semmen Hasanzada adalah Deputi Menteri Informasi dan Kebudayaan.

“Ketika seorang perempuan muncul di sebuah iklan, kecantikannya digunakan untuk menghasilkan uang oleh para pengusaha. Ini tidak menghargai dan melanggar hak perempuan. Kementerian Informasi dan Kebudayaan meminta media dan rumah produksi iklan untuk tidak lagi menggunakan perempuan sebagai model.”

Yama Noorzayee Dillta mengelola sebuah rumah produksi.

Menurut dia, perempuan mau melakukan pekerjaan sebagai model. Masyarakat pun ingin melihat perempuan ada di iklan.

“Perempuan itu menarik dan bisa melakukan berbagai hal dengan cara yang menarik. Sebagai contoh iklan pafum yang menampilkan perempuan lebih menarik ketimbang menampilkan laki-laki. Mereka bisa menjual produk.”

Tapi Semmen Hasanzada dari Kementerian Informasi mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait iklan-iklan seperti itu.

“Dalam beberapa iklan minuman ringan, gaya berpakaian dan gaya bicara model perempuannya bertentangan dengan tradisi, budaya dan kepercayaan orang Afghanistan. Saya ingin memperjelas, kami tidak melarang perempuan menjadi model di iklan tapi iklan itu harus menghormati kepercayaan, budaya dan tradisi masyarakat. Kami meminta semua media dan rumah produksi mematuhi permintaan kami. Jika tidak, pemerintah akan menuntut mereka.”

Ini adalah masalah yang sangat sensitif. Selama rezim Taliban, perempuan dilarang bekerja di berbagai bidang.

Sejak rezim itu runtuh, butuh jalan panjang dan berliku untuk mengembalikan hak-hak perempuan untuk bisa kembali bekerja di luar rumah.  

Iklan ini menampilkan artis sinetron kenamaan, Arizo Wida.

Ia membantah pernyataan pemerintah yang menyebutkan kalau model perempuan itu dieksploitasi.

“Saya menikmati pekerjaan saya sebagai model. Menurut saya menjadi model tidak bertentangan dengan Islam. Saya sangat suka dengan pekerjaan ini sehingga bisa lupa makan saat bekerja. Saya tidak pernah merasa cemas atau tidak nyaman saat bekerja.  Pemerintah seharusnya mendukung kami bukan sebaliknya. Saya seorang model dan saya tidak ingin ada pembatasan. Ini melanggar HAM. Tidak seharusnya mereka merendahkan perempuan seperti ini.“

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!