INDONESIA

Layang-layang - Olahraga Para Raja Thailand

Zaman dulu di Thailand, menerbangkan layang-layang tidaknya untuk berolahraga atau bersenang-senang, tapi bisa dijadikan senjata.

AUTHOR / Vitri Angreni

Layang-layang - Olahraga Para Raja Thailand
Thailand, layang-layang, permainan, Chula Pakpao, Vitri Angreni

Siapa yang tidak kenal dan tidak pernah bermain layang-layang? Mainan semua umur ini bentuknya beragam, mulai dari belah ketupat yang sederhana hingga layang-layang 3 dimensi berbentuk binatang, wajah atau bentuk lainnya. Ukurannya pun bervariasi mulai dari 10 sentimeter hingga beberapa meter.


Tapi dahulu kala di Thailand, layang-layang hanya boleh diterbangkan oleh raja atau pejabat kerajaan. Diperkirakan muncul 700 tahun lalu saat Raja Ramkamhaeng berkuasa. Fungsinya pun beragam. Tidak hanya untuk berolahraga atau bersenang-senang, layang-layang bisa dijadikan senjata. Caranya, para prajurit mengikatkan bom atau bola api di layang-layang lalu menerbangkan layang-layang itu ke daerah musuh. Bila sudah berada di wilayah target, para prajurit menjatuhkan bom dan bola api dengan memotong tali layangan. Juga saat itu ada sebuah layang-layang yang dikenal dengan nama “Ngaow’ dan diterbangkan dalam ritual “Klaeng” oleh jenderal kerajaan untuk keberuntungan. 


Kerangka layang-layang terbuat dari bambu sisuk berusia 3 tahun karena pada usia ini kualitas dan elastisitas bambu sangat bagus. Sementara kertas yang digunakan adalah buatan dalam negeri. Namun zaman dulu, kertas yang digunakan adalah kertas Cina yang disebut “sa.” 


Di zaman Raja Rama II layang-layang mulai diadu. Pada era Raja ini pulalah muncul istilah “Chula” atau layang-layang laki-laki dan “Pakpao” atau layang-layang perempuan. Biasanya adu layangan ini dilakukan di sebuah lapangan yang terletak di samping istana. “Chula” bentuknya mirip bintang bersudut lima dan tingginya lebih dari 1 meter. Sedangakan “Pakpao” bentuknya mirip wajik dan ukurannya lebih kecil dari “Chula.”

 

Ketika Raja Rama IV berkuasa, ia mengizinkan rakyat  menerbangkan layang-layang di samping istananya. Raja juga mengadakan lomba adu layangan setiap tahun untuk memperebutkan piala emas.


Saat ini, layangan masih dimainkan di lapangan kerajaan dan menjadi bagian dari kehidupan keluarga Thailand. Layang-layang “Chula” dan “Pakpao” pun kerap muncul di berbagai kontes layang-layang yang diadakan di musim panas setiap tahun sebagai kegiatan rekreasi bagi keluarga. (www.jaroonpan.com, sanooksky.50megs.com)


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!