INDONESIA

Kampung Kathputli : Dari Kawasan Kumuh Menuju Kawasan Elit

Ribuan seniman India digusur dari rumahnya di New Dehli

AUTHOR / Bismillah Geelani

Kampung Kathputli : Dari Kawasan Kumuh Menuju Kawasan Elit
India, Kathputli, penggusuran, seniman, Bismillah Geelani

Kampung Kathputli adalah sebuah kawasan kumuh di Ibukota New Delhi.


Kawasan yang telah berdiri 50 tahun silam ini ditinggali tiga ribu keluarga yang berprofesi sebagai dalang boneka, pesulap, pemain akrobat, penari dan musisi. 


Pesulap Aziz Khan adalah salah satu artis terkenal yang tinggal di sini. 


Ia memegang rekor Dunia Guinness trik tali khas India yang terkenal.


Tapi dia kecewa dengan cara negara ini memperlakukan seniman seperti dirinya. 


“Ketika pemerintah ingin menampilkan budaya India ke pentas dunia, mereka mencari di Kampung Kathputli. Dan kami menjadi duta budaya India. Tapi ketika mereka harus membuat catatan dan menghasilkan uang, mereka berkonspirasi melawan kami dan menggusur kami. Budaya tidak punya konsekuensi bagi mereka terutama bila itu untuk mencari keuntungan.”


Jalan-jalan di kampung sempit dan lingkungannya kotor. Di sana juga minim pelayanan dasar seperti air dan sanitasi. 


Untuk mengubah kondisi ini, pemerintah mengizinkan pengembang swasta membenahi kawasan itu. 


Di masa depan, akan ada flat mewah dan toko-toko. Kampung itu akan berubah menjadi daerah modern dengan berbagai fasilitas untuk menampilkan seni jalanan. 


Omvir Singh dari Otoritas Pembangunan Delhi menjelaskan secara rinci rencana untuk daerah itu.


“Untuk sementara, kami akan menggeser warga ke tempat penampungan selama dua tahun. Dan setelah itu, mereka akan kembali kemari dan ditampung di gedung-gedung yang akan dibangun nanti. Kami sudah memberikan setengah hektar dari total lahan pada pengembang. Kami ingin memberikan warga kehidupan yang lebih baik. Mereka akan punya fasilitas seperti listrik, air, jalan yang lebar dan sistem drainase yang lebih memadai.”


Tapi warga seperti Aziz curiga dengan rencana ini.


“Mereka akan melempar kami ke tempat penampungan sementara dan kami semua akan membusuk di sana. Tidak ada yang akan kembali kemari, tidak ada kesepakatan seperti itu.”


Bhagwan Das, salah seorang pemukim pertama di kampung ini mengatakan, proyek ini bukan yang mereka inginkan.


“Kami memberikan keringat dan darah kami ke tanah ini dan memeliharanya dan sekarang kami diusir setelah 50 tahun. Bahkan jika mereka memberi kami flat di gedung-gedung tinggi, apa yang harus lakukan dengan gedung itu? Kami adalah seniman tradisional, kami punya gaya hidup dan budaya kerja yang berbeda. Bagaimana kami bisa cocok tinggal di tempat baru itu?


Puran Bhat yang berusia 65 tahun adalah salah seorang dalang boneka ternama India. 


Saat sedang mempersiapkan pertunjukkan berikutnya, ia tampak khawatir. 


Seperti warga lainnya, ia baru-baru ini menerima pemberitahuan kalau rumahnya akan segera dibongkar.


“Kami benar-benar tidak tahu.. Belum lama ini kami baru tahu kalau tanah ini sudah dijual ke pengembang. Mereka sudah menipu kami. Apa yang terjadi saat ini adalah upaya untuk membunuh kami. Yang dilakukan pemerintah adalah membuat sebuah bangunan besar, menempatkan para seniman di dalamnya, membuat gerbang besar di depannya dan mengunci seniman di dalam. Biarkan para seniman kehilangan mata pencahariannya, biarkan mereka kelaparan dan biarkan seni dan budaya mati. Dan semua ini harus dilakukan karena pengembang mendapatkan keuntungan dari tanah ini.”


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!