INDONESIA

Festival Salju Lembah Swat Hidupkan Lagi Resort Ski

Karena keindahan alamnya, Lembah Swat dijuluki

AUTHOR / Mudassar Shah

Festival Salju Lembah Swat Hidupkan Lagi Resort Ski
Pakistan, Lembah Swat, resor ski, pariwisata, Mudassar Shah

Mohammad Ali yang berusia 18 tahun tampak gugup.


Ini kali pertama dia berpartisipasi dalam perlombaan ski.


Dia menderita polio sejak kecil dan berjalan di tas salju dengan bantuan tongkat. 


“Saya butuh waktu lama belajar ski. Ini sangat beresiko bagi orang-orang seperti saya. Saya sempat terluka, tetapi kemauan saya kuat. Saya mau jadi pemain ski dan sekarang saya di sini.”


Hari ini, dia mengganti tongkatnya dengan alat bantu bermain ski. 


Jalur perlombaan ski ini sangat panjang dan dia berhasil melaluinya. 


Ali meraih medali emas pertamanya. 


Baginya medali ini sangat berarti. 


“Hanya penderita polio yang memahami ini pada kehidupan Anda. Saya mendorong orangtua memeriksa anak-anak mereka sejak dini. Jika saya tidak polio, saya pasti akan jadi orang yang berbeda dan menjadi pemain ski. Harapan dan ambisi saya masih tinggi. Saya akan mencapai impian itu.”


Ali mengaku ingin unjuk gigi pada kejuaraan ski internasional. 


Malam Jabba adalah satu-satunya arena bermain ski di Pakistan. Letaknya sekitar 300 kilometer dari Ibukota. 


Tahun lalu, resort ini dibuka kembali setelah diserang Taliban pada 2008. 


Sebanyak 45 pemain ski lokal bersaing dalam kompetisi tahun ini. 


Umer Zameen yang berusia 42 tahun telah mengelola sebuah penginapan di kawasan ini selama 20 tahun.


Dia berharap Festival Salju dapat menggandakan keuntungannya. 


Masih teringat jelas di ingatannya bagaimana Taliban menghancurkan resort dan rumah makan di kawasan ini. 


“Milisi menghancurkan hotel dan jalur ski, sehingga kami harus bekerja sebagai buruh, tetapi ini tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga. Sekarang kondisi mulai membaik dan bisnis penginapan kami terus berkembang. Sebelumnya kami seperti mati, tetapi sekarang kita hidup karena bisnis ini.”


Hari ketiga festival ini didedikasikan untuk perempuan karena telah membawa  perdamaian ke wilayah tersebut. 


Mereka mendapat pelatihan ski gratis.


Seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun, Abida Khan berkunjung ke sini bersama dua putrinya. 


“Kebanyakan turis berasal dari daerah yang jauh dan tampaknya mereka menikmati berlibur di sini. Ada kedamaian, sehingga perempuan harus mengunjungi tempat ini. Ini pengalaman yang beda bagi perempuan.”


Di akhir festival, panitia menggelar konser musik bagi 200 ribu pengunjung festival salju tahun ini. 


Pemerintah setempat berharap kompetisi ini dapat meningkatkan jumlah wisatawan, ujar Wakil Komisioner Swat, Syed Imtiaz Husain Shah. 


“Kami coba raih kesuksesan kembali. Penginapan mulai penuh. Sekarang kita hanya perlu memberikan kepercayaan kepada wisawatan bahwa Swat telah aman. Orang-orang yang pernah tinggal di sini pun telah kembali. Ini yang kita inginkan.”





Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!