Senja Solo Anjlok, Perjalanan KRL Jabodetabek Lancar 1-2 Jam Lagi

Dampak dari insiden tersebut akan ada keterlambatan perjalanan pada sejumlah lintas KRL Jabodetabek. PT.KCJ akan merefund tarif dan jaminan bagi pengguna THB yang tidak jadi melakukan perjalanan

KBR, Jakarta - Perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan Tanah Abang - Manggarai hingga saat ini masih terganggu lantaran kereta jarak jauh Senja Solo anjlok di wesel 13,B1,B2 Stasiun Tanah Abang. Akibatnya, sejumlah jadwal pemberangkatan KRL menuju Tanah Abang terhambat. KRL Serpong-Tanah Abang yang biasanya hanya 30 menit, pagi ini bisa mencapai satu jam lebih.

Menurut Juru bicara PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunnisa, saat ini proses evakuasi kereta Senja Solo dilakukan PT. KAI Daop 1. "Evakuasi selesai sebentar lagi. Karena 90 persen kereta yang anjlok mulai berangkat. Perbaikan, tadi koordinasi dengan KAI Daop 1 diprediksi selesai 1-2 jam ke depan. Jadi sudah bisa lancar dari dua arah," ujar Eva saat dihubungi KBR, Kamis, 10 Maret 2016.

Untuk mengurai kepadatan di Manggarai, direncanakan akan dikerahkan KRL feeder Stasiun Manggarai-Stasiun Karet. Namun menurut Eva, jumlah KRL feeder ini terbatas sehingga masyarakat diimbau untuk tidak memaksaan diri. Dia pun menyarankan masyarakat menggunakan moda transportasi lain. "Penumpukan penumpang di sejumlah stasiun sudah tidak terlalu padat," ungkapnya.

Eva menambahkan, jalur kereta arah Jatinegara menuju Manggarai-Depok-Bogor saat ini hanya dapat dilakukan sampai Stasiun Tanah Abang. Untuk perjalanan lintas Maja-Parung Panjang-Serpong-Tanah Abang tetap berjalan normal. Begitu pula lintas Bekasi - Jakarta Kota dan Bogor-Depok-Jakarta Kota.

Namun, untuk meminimalisir keterlambatan maka sejumlah perjalanan akan memotong relasi atau hanya beroperasi sampai Stasiun Manggarai. Dampak dari insiden tersebut akan ada keterlambatan perjalanan pada sejumlah lintas KRL Jabodetabek.

PT.KCJ akan merefund tarif dan jaminan bagi pengguna THB yang tidak jadi melakukan perjalan, namun sudah berada di dalam stasiun.

Editor: Quinawaty Pasaribu