HEADLINE

Presiden: Negara Tak Boleh Takut Hadapi Perampok

Diduga dilakukan kelompok yang sering melakukan perampokan.

AUTHOR / Ninik Yuniati

Presiden RI Joko Widodo. (Foto: KBR/Danny Setiawan)
Presiden RI Joko Widodo. (Foto: KBR/Danny Setiawan)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kapolri untuk turut menangani perampokan dan penyanderaan WNI di perairan Filipina. 

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden juga meminta Kapolri berkoordinasi dengan TNI dan Kementerian Luar Negeri. 

Kata dia, negara tidak boleh takut menghadapi perampok.

"Penyanderaan terhadap 10 orang yang disandera, polisi sedang melakukan koordinasi, termasuk dengan kapolda setempat dibantu TNI, mudah-mudahan penyanderaan dan permintaan tebusan itu akan segera terungkap. Yang jelas, pemerintah atau negara tidak boleh takut terhadap perampok, sehingga kita akan hadapi itu," kata Pramono di kantor Presiden, Selasa (29/3/2016).

Pramono menambahkan, kelompok tersebut diduga sering melakukan perampokan di sekitar daerah perbatasan Sulawesi Utara. 

"Karena diduga bahwa pelaku ini di wilayah Sulawesi Utara, berbatasan dengan negara tertentu, F," tambah Pramono. 

Kelompok Abu Sayyaf diduga telah menyandera kapal berbendera Indonesia. Abu Sayyaf diketahui adalah kelompok militan asal Filipina. Para pembajak tersebut meminta uang tebusan sekira Rp 14,2 miliar. Namun, menurut Pramono, pemerintah masih menyelidiki hal ini. "Kemungkinan apakah uang itu hanya digunakan untuk kepentingan mereka apa untuk kepentingan milisi. Kita pelajari dengan lebih hati-hati," pungkasnya. 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!