HEADLINE

Pasca Bentrokan, Kondisi di Tolikara Papua Masih Mencekam

Kemungkinan akan ada bentrok susulan antara kedua belah pihak.

AUTHOR / Eli Kamilah

Pasca Bentrokan, Kondisi di Tolikara Papua Masih Mencekam
Ilustrasi bentrokan warga. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Kondisi di dua distrik, Gika dan Panaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua masih mencekam. Bahkan, kata Kepala Pelaksana BPBD Tolikara, Feri Kagoya, kemungkinan akan ada bentrok susulan antara kedua belah pihak.

Kata Feri, meski TNI-Polri dan pihak terkait telah datang untuk mendamaikan, konflik masih tinggi karena ada dendam antar suku. Dendam dipicu karena salah satu warga dari Distrik Panaga tewas dalam bentrokan tersebut. BPBD dan pemerintah daerah juga telah melakukan penanganan darurat, namun APBD Tolikara yang terbatas membuat bantuan tersendat.

“Kondisi itu melemahkan, Kondisi kedua kubu karena ada kekerabatan, mereka saling serang. Maka mungkin informasi yang berkembang sekarang ada perang susulan lagi, karena ada membangun kekuatan lagi untuk saling serang,” kata Feri kepada KBR, Minggu (24/4/2016).

Konflik sosial terus berlangsung di Distrik Gika dan Distrik Panaga, Kabupaten Tolikara Provinsi Papua sejak 9 April 2016 hingga hari ini. BPBD Kabupaten Tolikara melaporkan kejadian ini kepada posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk meminta bantuan. Penyebab konflik sosial adalah persoalan pembagian bantuan dana respect yang dinilai tidak adil antar distrik.

Bantuan Respect adalah bantuan daerah untuk setiap desa di Kabupaten Tolikara. Satu desa akan mendapatkan dana sebesar Rp100 juta, yang digunakan untuk pembangunan desa. Menurut Feri, bantuan tersebut sudah disalurkan ke 2 distrik itu.

Tercatat satu orang meninggal dunia, 17 orang luka berat dan 15 orang luka ringan selama bentrokan. Selain itu, sebanyak 95 unit rumah terbakar dan terjadi kerusakan pertanian, penjarahan ternak serta kehilangan harta benda. Meski demikian, kerugian keseluruhan masih dalam perhitungan BPBD Tolikara.

Akibat bentrokan tersebut, masyarakat juga banyak yang mengungsi ke distrik lain. BPBD Tolikara berusaha memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi namun masih terkendala medan yang berat. Kendaraan roda empat tidak dapat menjangkau daerah konflik karena medan sangat berat. BPBD Tolikara telah meminta agar bantuan diberikan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang atau helikopter. 

Editor: Sasmito Madrim

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!