HEADLINE
Gunung Agung Meletus, BNPB Siapkan Skenario Terburuk
“Sudah disusun rencana darurat. Rencana itu yang mengatur semuanya, kalau gunung Agung meletus"
AUTHOR / Dwi Reinjani, Dian Kurniati
KBR,Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mempersiapkan skenario terburuk bagi warga Bali, apabila erupsi lebih besar terjadi pada Gunung Agung. Juru Bicara (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pemerintah sudah menyiapkan bantuan berupa logistik dan nonlogistik termasuk dengan menyiapkan sekolah darurat bagi siswa-siswi yang akan menghadapi ujian sekolah.
“Sudah disusun rencana darurat. Rencana itu yang mengatur semuanya, kalau gunung Agung meletus kemana dampaknya maka di sana sudah ada petanya, peta rawan bencana, kemudian berapa masyarakat yang harus mengungsi setelah berada di pengungsian tentu mereka kan mendapat pelayanan baik makanan, kesehatan, pendidikan darurat dan sebagainya. Jadi semua sudah dipersiapkan. Jadi apa yang ada saat ini sudah sesuai rencana,” ujar Sutopo, saat dihubungi KBR, Senin (27/11/2017).
Sutopo mengatakan belum mengetahui jumlah pasti desa yang berada di daerah rawan bencana dan paling dekat dengan pusat erupsi. Dia mengatakan desa dengan posisi di sekitar bantaran sungai paling rawan terkena imbas dari lahar dingin saat turun hujan.
“Banjir lahar dingin ada di sekitar sungai, maka harus hati-hati kalau di hulu hujan deras jangan lakukan aktivitas di sekitar sungai, hati-hati di jembatan karena rawan roboh, debit lahar dingin itu cukup kencang,” ujar Sutopo.
Selain itu Sutopo juga mengatakan sudah mempersiapkan puluhan armada untuk evakuasi warga yang berada di zona rawan bencana. Kendala saat ini, kurangnya kendaraan untuk mengangkut hewan ternak.
Ia juga mengatakan sebanyak 22 desa masuk kedalam zona rawan bencana. BNPB mengimbau agar pengungsi tidak menempati tenda-tenda darurat karena dikhawatirkan dengan adanya hujan debu, maka tenda akan roboh dan menimpa warga.
“Ya kami mengimbau agar tidak ada yang menggunakan tenda untuk mengungsi, pakai balai desa atau posko berbentuk bangunan. Juga kami imbau agar segera mungkin warga mengungsi ke daerah yang lebih aman karena erupsi dengan hihgt explosif masih akan mungkin terjadi, bagi yang daerahnya tidak terdampak diharapkan tetap tenang.” Ujar Sutopo.
(Warga pengungsi Gunung Agung beraktivitas di tenda pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Senin (27/11).)
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem, Bali, Puspa
Kumari memastikan sudah tak ada lagi warga yang bolak-balik ke desa
untuk menengok ternak dan kebun sejak status Gunung Agung dinaikkan dari
siaga ke awas. Puspa mengatakan, warga yang sepenuhnya terevakuasi
yakni yang berada dalam radius 8 hingga 10 kilometer dari puncak Gunung
Agung.
Sebagai antisipasi, kata Puspa, Kabupaten Karangasem telah
menyiapkan banyak tenda di beberapa lapangan untuk menampung warga dari
desa yang radiusnya lebih jauh.
"Dari tiga hari lalu, kemarin, dan tadi, sudah ada pengosongan. Waktu
masih siaga, masih banyak yang pulang-pergi ke desanya. Kembali siang,
terutama bapak-bapaknya. Bapak-bapaknya pagi ada menengok ternak,
tanaman. Itu waktu siaga. Setelah awas, tidak berani lagi. Sekarang
tidak berani lagi, karena sudah ada banjir, hujan abu," kata Puspa
kepada KBR, Senin (27/11/2017).
Puspa mengatakan, hingga kemarin sudah ada sekitar 24
ribu warga Karangasem yang mengungsi. Kata dia, di kabupaten tersebut
ada sekitar 90 titik pengungsian yang disiapkan, dengan separuh di
antaranya sudah penuh pengungsi. Selain tenda yang disiapkan Dinas
Sosial, kata Puspa, beberapa warga juga membuat bedeng dari bambu dan
papan secara swadaya.
Puspa juga memastikan logistik akan aman hingga
akhir tahun. Kata dia, beras dari pemerintah daerah sudah terpakai
saat Gunung Agung dalam status siaga, yakni 100 ton dari pemerintah
kabupaten, dan 200 ton dari pemerintah provinsi. Mulai hari
ini saat status menjadi awas, Dinsos Karangasem menggunakan beras
dari cadangan pemerintah pusat.
Kata dia, pagi tadi sudah ada kucuran
beras 65 ton.
Mengenai lauk-pauk, kata Puspa, sudah ada alokasi Rp 3,8 miliar dari
APBD Perubahan, yang diperkirakan akan aman hingga akhir tahun ini.
Aktivitas Gunung
Pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sampai Senin malam, aktivitas magma dan gempa di Gunung Agung masih tinggi.
''Erupsi magmatik sudah mulai sejak kemarin dengan dikeluarkannya lava di dalam kawah. Ada erupsi abu juga. Hembusan asap terus berlangsung sampai sekarang. Ketinggian sampai 3.400 m," ujar Kasbani, Senin (27/11).
PVMBG belum bisa memprediksi kapan erupsi susulan terjadi. Namun jika dalam satu bulan tak ada peningkatan aktivitas, maka Gunung Agung dinyatakan aman.
Saat ini mereka sudah menetapkan zona bencana hingga radius 8-10 kilometer. Area tersebut sudah dikosongkan sejak Senin (27/11). Peningkatan aktivitas sudah dimulai sejak September hingga Oktober. Kasbani mengatakan erupsi kali ini tidak bisa dibandingkan dengan aktivitas Gunung Agung 1963.
"Erupsi ini bisa jadi pengeluaran material yang banyak seperti tahun 63, atau dia berhenti di kepulan abu seperti saat ini. Seperti di Bromo, kepulan abu sampai 6 bulan."
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!