GALERI FOTO

Kum-kum Sinden, Ritual Wisuda Para Pesinden

KBR68H, Jombang - Seni tradisi kum-kum sinden adalah sebuah tradisi yang menurut masyarakat di Dusun Sendang Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang telah ada sejak jaman Raja Airlangga.

AUTHOR / Sindu Dharmawan

Kum-kum Sinden, Ritual Wisuda Para Pesinden
kum kum sinden, wisuda, pesinden, jombang

KBR68H, Jombang - Seni tradisi kum-kum sinden adalah sebuah tradisi yang menurut masyarakat di Dusun Sendang Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang  telah ada sejak jaman Raja Airlangga. Ritual ini dilakukan agar para pesinden memiliki suara merdu, awet muda, dan sebuah ritual yang harus dilakukan oleh pesinden sebelum terjun ke dunia sinden yang lebih profesional.

Acara yang digelar tahunan itu biasanya diikuti 50 pesinden dari beberapa sanggar yang ada di beberapa kecamatan di Jombang. Prosesi acara dimulai dengan permainan musik tradisional gending-gending jawa. Alunan musik inilah yang mengiringi langkah para pesinden menuju situs padusan sendang made, yang konon menurut cerita masyarakat setempat pernah dipakai mandi dan singgah oleh raja Airlangga.

Para pesinden berjalan perlahan dipandu oleh penunjuk jalan (Cucuk Lampah, bahasa Jawa) berbaris dalam dua barisan menuju padusan sendang made. Secara bergiliran, satu persatu para pesinden masuk kedalam sendang untuk kemudian duduk bersimpuh. Kemudian, satu persatu para pesinden itu dimandikan dengan air kembang yang ditaruh dalam sebuah bokor besar berwarna keemasan yang telah dicampur dengan air dari padusan (tempat mandi dalam bahasa jawa) Sendang Made.

Usai dimandikan, satu persatu dari pesinden dipakaikan selendang warna hijau dan merah sebagai tanda kelulusan atau telah diwisuda. Selanjutnya,50 pesinden yang telah diwisuda tersebut berdiri berkumpul di sebuah panggung yang berukuran 4X3 M, yang terdapat di sebelah selatan padusan. Ini adalah bagian terakhir dari proses wisuda.

Kepala Disporabudpar Kab. Jombang, Suyoto mengatakan, acara ini adalah wujud pelestarian budaya yang ada di Jombang. Selain itu, kata dia, acara ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk melihat dan mengetahui secara langsung berbagai budaya yang ada di Jombang, Jawa Timur.

“Ini salah satu bentuk pelestarian budaya di Jombang, yang diharapkan mampu pula menarik minat wisatawan, “ ucapnya.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!