EDITORIAL

Tarif Parkir Mahal Tak Masalah, Asal

Kemacetan menjadi makin dekat dengan rumah warga. Waktu tempuh dari rumah ke kantor pun kian bertambah di banding masa-masa sebelumnya. Tak jarang warga yang tinggal di pinggiran menghabiskan waktu sekitar 2 jam di jalan hanya untuk menuju tempat kerja. T

AUTHOR / KBR68H

Tarif Parkir Mahal Tak Masalah, Asal
tarif parkir mahal, electronic road pricing, jokowi ahok, tata kota

Berapa tarif parkir termahal di Jakarta? Di beberapa mal, tarif parkir mobil adalah Rp 5 ribu untuk satu  jam pertama, dan Rp 4 ribu untuk jam berikutnya. Kalau Anda parkir selama tiga jam, berarti Anda harus membayar Rp 13 ribu. Sebagian dari kita mungkin sontak bilang: mahal!

Tapi bagi sebagian lain, tarif mahal di Jakarta tak ada masalah. Buktinya mal-mal selalu padat pengunjung, jalan-jalan utama juga padat kendaraan. Kemacetan seolah tak menjadi isu lagi, lantaran hampir tiap hari warga Jakarta, juga warga kota besar lainnya, mengalaminya.

Kemacetan, itu lah tantangan terbesar bagi Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di samping masalah banjir. Dengan penduduk berjumlah lebih dari 14 juta jiwa, setidaknya ada 2,6 juta mobil dan hampir 10 juta kendaraan roda dua yang berseliweran di jalan-jalan ibukota. Pertumbuhan kendaraan mencapai 11 persen, sedangkan pertumbuhan panjang ruas jalan hanya 0,01 persen.

Kemacetan menjadi makin dekat dengan rumah warga. Waktu tempuh dari rumah ke kantor pun kian bertambah di banding masa-masa sebelumnya. Tak jarang warga yang tinggal di pinggiran menghabiskan waktu sekitar 2 jam di jalan hanya untuk menuju tempat kerja. Total jendral ada waktu 4 jam yang terbuang di jalanan. Sungguh rutinitas yang tak masuk akal! Jakarta pun menjadi kota besar yang boros dan melelahkan.

Itu sebab, pemerintah DKI punya rencana menata ibukota agar lebih nyaman bagi warganya. Gagasan utamanya adalah membatasi pergerakan kendaraan di jalanan. Caranya antara lain menerapkan tarif parkir mahal dan sistem jalan berbayar (electronic road pricing). Dalam sebuah wawancara khusus PortalKBR, KBR68H, dan TempoTV Wakil Gubernur Ahok menjelaskan rencananya. Di jalan dan kawasan tertentu, siapa pun yang mengendarai mobil wajib membayar. Begitu pula ketika parkir, akan dikenakan tarif mahal. Bisa kena Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu, kata Ahok.

Penerapan jalan berbayar dan tarif parkir mahal pasti akan mengurangi pergerakan kendaraan pribadi. Sebagai gantinya, bagi mereka yang enggan kena tarif mahal, bisa memanfaatkan moda transportasi publik yang disediakan pemerintah kota.

Rencana ini jelas mesti didukung. Jakarta, dan juga kota-kota besar lain di Indonesia, harus segera memulai menata kotanya secara lebih beradab. Kalau pun belum bisa meniru negara-negara maju dengan sarana transportasi publik yang terpadu, setidaknya kita mesti mulai membangun fondasi tata kota yang modern.

Kemacetan di ibukota sudah terlampau parah, bahkan mungkin sudah pada tahap tak bisa ditolerir lagi. Tarif parkir mahal tak usah diperdebatkan karena di kota-kota besar dunia yang lain, tarif parkir malah bisa sampai 20 kali lipat mahalnya dibanding Jakarta.

Tarif parkir mahal akan membatasi orang untuk memakai mobil pribadi. Mereka akan lebih memilih sarana transportasi publik yang lebih murah. Syaratnya tentu saja harus aman, nyaman, dan tersedia hingga ke wilayah-wilayah pinggiran.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!