EDITORIAL

Safari Politik Jokowi Layak Diapresiasi

Sebetulnya dengan komitmen Partai Nasdem yang memperoleh suara hampir 7%, koalisi dua partai ini sudah cukup untuk bertarung di pemilu presiden 9 Juli nanti. Tapi tampaknya Jokowi ingin kerjasama yang lebih luas agar pemerintahannya nanti lebih mandiri de

AUTHOR / KBR68H

Safari Politik Jokowi Layak Diapresiasi
safari politik jokowi, koalisi terbatas PDI Perjuangan, dominasi Puan Maharani

PDI Perjuangan dan Jokowi memulai tradisi politik baru. Sebagai partai dengan perolehan suara tertinggi, menurut hasil hitung cepat, PDI Perjuangan dan terutama Jokowi, tak segan untuk anjangsana, bertamu ke partai-partai peserta pemilu lainnya.

Media menamainya safari politik. Hingga Sabtu kemarin, setidaknya sudah ada 3 partai yang dikunjungi Jokowi, yakni Partai Nasdem, Partai Golkar, dan PKB. Pertemuan dengan Partai Nasdem yang dipimpin Surya Paloh malah sudah menghasilkan kesepakatan yang konkret: mendukung PDI Perjuangan mencalonkan Joko Widodo sebagai calon presiden.

Dari hasil hitung cepat, meski menduduki peringkat teratas, suara PDI Perjuangan yang mencapai sekitar 19% memang tak memungkinkan partai ini untuk mengajukan calon presidennya sendirian. Syarat minimalnya adalah 25 % suara nasional atau 20% kursi di parlemen. Karena itu PDI Perjuangan harus merangkul partai lain.

Sebetulnya dengan komitmen Partai Nasdem yang memperoleh suara hampir 7%, koalisi dua partai ini sudah cukup untuk bertarung di pemilu presiden 9 Juli nanti. Tapi tampaknya Jokowi ingin kerjasama yang lebih luas agar pemerintahannya nanti lebih mandiri dengan dukungan politik yang memadai di DPR.

Safari politik ini tentu layak diapresiasi. Sikap rendah hati untuk bertamu ke partai-partai di bawahnya selain menunjukkan kesantunan politik, sekaligus merupakan koreksi keras terhadap sikap PDI Perjuangan di masa lalu. Kita tahu, pada masa-masa sebelumnya, sikap PDI Perjuangan dinilai sangat kaku. Karena merasa mendapat perolehan suara besar dalam pemilu, PDI Perjuangan cenderung bersikap taken for granted akan menguasai posisi-posisi strategis. Sebuah langkah yang ternyata tak disukai kalangan politisi dari partai lain. Makanya dalam pertarungan selanjutnya, partai ini justru kalah menghadapi manuver partai lain, terutama partai-partai tengah.

Kekakuan sikap inilah yang tampaknya hendak dikoreksi Jokowi di samping, ya itu tadi, karena perolehan suara PDI Perjuangan tidak berada dalam posisi mayoritas. Safari politik menjelang pemilu presiden penting untuk menjajaki kemungkinan koalisi terbatas, sekaligus mencari siapa pasangan yang layak untuk dijadikan calon wakil presiden.

Sikap rendah hati Jokowi ini kita harapkan mendapat dukungan dari internal partai, terutama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani yang menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDI Perjuangan. Kritik publik terutama terhadap dominasi Puan layak didengar, karena kalau dibiarkan terus-menerus akan kontra-produktif terhadap jalan lempang Jokowi sebagai capres yang diusung partai.


Politik adalah seni berkompromi atas berbagai kepentingan. Di dalamnya termasuk, dan terutama, berkompromi dengan kehendak publik.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!