EDITORIAL

Jangan Pandang Sebelah Mata Atlet Difabel

Tahukah anda Indonesia menjadi juara umum kejuaraan ASEAN Paragames VII yang digelar di Myanmar? Kalau tidak tahu, anda tidak perlu merasa bersalah.

AUTHOR / KBR68H

Jangan Pandang Sebelah Mata Atlet Difabel
atlet difabel, paralympic, asean

Tahukah anda Indonesia menjadi juara umum kejuaraan ASEAN Paragames VII yang digelar di Myanmar? Kalau tidak tahu, anda tidak perlu merasa bersalah. Karena, pemberitaan tentang sukses yang diraih atlet difabel itu memang tidak semasif pemberitaan tentang Sea Games yang juga digelar di Myanmar, bulan lalu.

Sukses kontingen Indonesia tersebut layak diberi acungan jempol. Sejak pertama kali digelar pada 2001, Indonesia belum pernah menjadi juara umum. Bahkan, ketika dipercaya menjadi tuan rumah pada 2011 lalu, Indonesia harus puas menempati posisi dua, di bawah Thailand. Selang dua tahun kemudian, kontingen Indonesia berhasil menyalip perolehan emas Thailand.

Dengan 99 emas, Indonesia unggul 3 emas dari Thailand dan keluar sebagai juara umum. Cabang renang menjadi lumbung emas terbanyak Indonesia dengan sumbangan 36 emas, disusul atletik dengan 31 emas, tenis meja 16 emas dan catur dengan 10 emas. Para atlet difabel yang
mewakili Indonesia di ASEAN Paragames antara lain atlet tuna rungu, tuna netra, tuna daksa dan juga menggunakan kursi roda
.
Di balik kekurangannya, mereka masih bisa memperlihatkan perjuangan yang menggelora ketika membawa nama Indonesia di turnamen dengan skala internasional. Sukses atlet difabel ini bagaikan pelipur lara atas kegagalan kontingen Indonesia pada Sea Games 2013. Indonesia seharusnya bangga punya atlet difabel yang punya prestasi membanggakan.

Pada Paralympic di London 2012 lalu, atlet David Jacob berhasil mempersembahkan medali perunggu dari cabang tenis meja. Paralympic di London diselenggarakan tidak lama setelah Olimpiade London usai. David adalah atlet Indonesia pertama yang meraih medali dalam event olahraga sejagat empat tahun sekali tersebut. Indonesia hanya mengirimkan empat atlet ke ajang setaraf Olimpiade bagi atlet normal itu.

Kita masih tertinggal dibandingkan Thailand dan Malaysia yang mengirim lebih dari 20 atlet ke ajang Paralympic.  David pernah mengungkapkan, perhatian pemerintah terhadap atlet difabel masih kurang. Ini membuat mereka tidak bisa mengikuti turnamen di luar negeri untuk menaikkan peringkat sehingga bisa tampil di Paralympic.

Sukses menjadi juara ASEAN Paralympic Games 2014 menjadi bukti Indonesia mempunyai banyak atlet difabel Indonesia yang hebat.  Karena itu, sudah saatnya memberi mereka kesempatan untuk bisa terus membela negara dan mengharumkan nama bangsa.  Jangan pandang sebelah mata atlet difabel, karena mereka sudah terbukti bisa membawa nama Indonesia harum di dunia.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!