ARTIKEL PODCAST

Gampang Stress, Bagaimana atasinya?

Kerap Dialami Manusia, Gimana Kelola Stress?

AUTHOR / Tim Disko

Gampang Stress, Bagaimana atasinya?

KBR, Jakarta- Beban pekerjaan, beban rumah tangga, hingga konflik-konflik tak terduga kerap datang silih berganti di kehidupan kita. Tak jarang kejadian-kejadian ini, bikin seseorang jadi stres.

Melansir laman Hello Sehat dari Kementerian Kesehatan, stres adalah reaksi fisik dan emosional seseorang, ketika menghadapi suatu situasi yang menimbulkan tekanan. Dengan kata lain, stress merupakan cara tubuh kamu menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun.

Ketika merasa terancam, sistem saraf merespons dengan melepaskan aliran hormon adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat memunculkan reaksi seperti jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas jadi lebih cepat. Reaksi ini disebut “fight-or-flight” alias respons stres.

Meski terlihat wajar, stress ternyata punya dampak terhadap kesehatan mental dan fisik loh. Apalagi kalau stresnya berlangsung lama atau terus menerus.

Ada 2 jenis stres, yaitu:

1. Stres akut

Stres akut adalah stres jangka pendek yang hilang dengan cepat. Anda akan merasakan kondisi ini ketika menghadapi situasi yang berbahaya, misalnya menginjak rem kendaraan dengan kuat ketika akan menabrak sesuatu.

2. Stres kronis

Stres kronis merupakan stres yang berlangsung dalam jangka waktu panjang, mungkin berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Contoh umumnya ialah stres dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia.

Seberapa Wajar Stres?

Psikolog Linda Setiawati mengatakan stres adalah hal wajar dan bisa terjadi kapan pun. Penyebabnya pun beragam, mulai dari pekerjaan hingga urusan perasaan.

"Jadi stres itu kan perasaan ketika kita merasa, kita tidak mampu untuk menghadapi masalah yang ada, untuk memenuhi tuntutan yang ada, untuk menghadapi kejadian-kejadian ini," ungkap Linda dalam Podcast Disko "Diskusi Psikologi" yang diproduski KBR Media bareng Komunitas Into The Light Indonesia.

Baca juga:

Bulan Ramadhan: Saatnya Belajar Self-Control

Menguasai Manajemen Amarah

Cerita Dokter Noriyu Bertahan saat Gagal Nyaleg sampai Berhasil Bangkit!

Kata Linda stres yang terjadi pada setiap orang berbeda-beda, termasuk kadar toleransinya dia.

"Jadi seberapa seseorang tuh bisa mengelola kondisi emosinya dia, ketika berhadapan dengan hal-hal yang ada. Orang-orang mungkin stres toleransi itu tinggi, jadi misalnya kalau dikasih beban 10 kilo, dia masih kuat ngangkat gitu, sendiri aja kuat ngangkat itu. Ada juga orang yang mungkin toleransinya lebih rendah. Jadi dikasih 10 kilo udah keberatan untuk angkat sendiri, mungkin butuh bantuan orang lain, mungkin buat dia toleransian di sekitar 5 kilo. Itu ada banyak faktor," lanjutnya.

Dampak stres itu, kata Linda, terbagi jadi 3. Mulai dari dampak pada kesehatan fisik, seperti deg-degan, gelisah, sakit kepala, nyeri di dada, berkeringat berlebihan, hingga sakit.

Dari segi pikiran, kalau stress ada yang mengalami kesulitan fokus, mudah lupa, sampai kesulitan berfikir logis.

Nah kalau dari aspek emosi, seseorang jadi mudah marah, kewalahan dan gelisah.

Banyak kan dampaknya? Tapi ada gak sih cara mengelola stress atau cara menghadapi berbagai beban yang potensial menimbulkan stress?

Ada nih caranya! Tapi simak dulu ya podcast Disko (Diskusi Psikologi) di link berikut:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!