BERITA

Densus Tangkap Terduga Teroris di Lampung

""Suami saya bukan teroris, bukan teroris." "

Agus Susanto

Densus Tangkap Terduga Teroris di Lampung
NG istri Faris Alfarizi didampingi Siswoko ayahnya, menceritakan penangkapan Densus 88, Kamis (21/10/19). (KBR/Agus)

KBR, Lampung- Fariz Alfarizi (21) warga Dusun II, Desa Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung dibekuk Densus 88 Antiteror. Pria yang baru menikah dua bulan itu ditangkap karena diduga  terlibat dengan kelompok teroris.

Terduga dibekuk saat bersama mertuanya Siswoko (44) sedang berada di jalan Desa Srimenanti, Kamis (21/11/2019) sekitar pukul 8 pagi. Barang bukti yang dibawa oleh petugas di antaranya buku salat sunah, buku salat khusuk, buku Rasulullah My Soulmate dan buku Abu Bakar Ba'Asyir.

"Yang menangkap empat orang mengenakan baju preman, mengaku dari Densus 88," ujar Siswoko.

Kata Siswoko, setelah melakukan penangkapan di jalan.  Petugas mendatangi rumah Siswoko memeriksa dan membawa sejumlah buku buku dan flasdisk.

"Lalu Fariz menantu saya, dibawa ke Mapolsek Bandar Sribhawono untuk dilakukan interograsi, lalu katanya langsung dibawa ke Mabes Polri," kata dia.

Saat Siswoko tengah memberikan keterangan, tiba-tiba seorang perempuan dengan mengenakan cadar bernama  masuk kedalam rumah. Perempuan bertubuh besar berinisial NG (20)  itu lantas menangis histeris.

"Suami  saya bukan teroris, bukan teroris." Tangisnya.

NG menceritakan, berkenal dengan suaminya saat  mengikuti olimpiade sains fisika mewakili SMAN Way Jepara, di Jakarta pada tahun 2018 silam. Suaminya berasal dari Tanjung Priok dan dirinya menikah baru 2 bulan.

"Suami saya tidak pernah mengikuti pengajian yang tertutup, yang nyeleneh," kata NG.

NG mengakui, suaminya Fariz pernah berhubungan dengan Sahe warga Bandar Lampung dan Anan warga Jakarta, yang sudah tertangkap oleh Densus 88. Kata dia, Fariz tidak pernah ikut  kegiatan pengajian, melainkan hanya berbicara soal kerjaan.

"Saya minta agar suami saya jangan ditahan karena suami saya tidak ikut-ikutan kegiatan seperti apa yang dikira petugas."


Editor: Rony Sitanggang


  • JAD
  • terorisme
  • bunuh diri
  • Medsos
  • radikalisme
  • Kemenag
  • bom bunuh diri medan
  • deradikalisasi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!