BERITA

Tunjuk Ari Soemarno, Pengamat: Pemberantasan Mafia Migas Jokowi-JK Hanya Pencitraan

"Kemudian ada kasus impor minyak dari Afrika yang namanya Zatapi."

Vitri Angreni

Tunjuk Ari Soemarno, Pengamat: Pemberantasan Mafia Migas Jokowi-JK Hanya Pencitraan
migas, ari soemarno, jokowi jk

KBR, Jakarta - Ari Soemarno ditunjuk sebagai ketua kelompok kerja (pokja) bidang energi pada kantor transisi Jokowi. Tugas pokja ini adalah menyusun road map energi pemerintahan Jokowi JK.

Penunjukkan Ari ini menurut Marwan Batubara membuat niat Jokowi-Jk untuk memberantas mafia migas hanyalah pencitraan. Simak wawancara lengkapnya dalam Program Sarapan Pagi KBR (29/9) berikut ini.

Setuju tidak kalau Pak Ari Soemarno ditunjuk sebagai Ketua Pokja Anti Mafia Migas?

“Saya tidak dalam kapasitas menyatakan setuju atau tidak setuju. Paling ya mengingatkan saja ini sektor strategis, menyangkut uang negara ratusan triliun, menyangkut juga kepentingan publik untuk energi terutama BBM yang mentah dan sebagainya. Sehingga kalau sudah seperti itu ya kita mengharapkan yang diangkat menjadi pejabat apakah di ESDM, Pertamina adalah orang-orang yang memang punya kemampuan profesional dan amanah.”

“Kemudian track record di sektor ini tidak ada yang jelek. Kalau terkait dengan Pak Ari ini cukup banyak hal-hal yang membuat kita mempertanyakan kok harus dia tidak ada yang lain.”

Misalnya seperti apa yang membuat patut untuk dipertanyakan?

“Dari internal Pertamina itu sudah menjadi pengetahuan karyawan di sana bahwa beliau itu dulu pernah mendapat sanksi akibat ada pelanggaran yang dilakukan. Sanksi administratif oleh manajemen Pertamina waktu beliau masih belum menjadi dirut. Artinya ada pelanggaran berbau korupsi sehingga kena sanksi, bisa ditelusuri sanksinya apa.”

“Kemudian ada kasus impor minyak dari Afrika yang namanya Zatapi, ini juga dilaporkan secara lengkap oleh majalah Tempo kira-kira sewaktu jadi dirut sebelum Ibu Karen. Kemudian juga waktu kasus Cepu ini kita sebetulnya masyarakat menolak pengelolaan Cepu oleh Exxon, sementara Pertamina menyatakan mampu mengelola. Apalagi kita bicara soal ketahanan energi, pentingnya Pertamina menjadi lebih besar karena itu perlu mengelola blok-blok migas yang besar dan salah satu yang besar itu ya blok Cepu.”

“Tapi ada tekanan Amerika, ada juga sikap dari Presiden SBY yang pro perusahaan asing. Jadi tokoh-tokoh ini meskipun sudah menulis surat ke presiden, menyatakan sikap, ada petisi dan sebagainya itu merasa sangat kecewa karena SBY menyerahkan Cepu ke Exxon dan pelaksananya itu ya Pak Ari Soemarno. Sebetulnya masyarakat, tokoh, ormas sangat menyayangkan keputusan itu.”

Dari indikator-indikator ini apakah Anda melihat para mafia migas berusaha tetap eksis dalam pemerintahan siapa pun termasuk nanti pemerintahan Jokowi mendatang?


“Iya saya kira begitu. Bisa saja mafianya berganti tapi bisa juga mafianya itu berkolaborasi. Ada orang-orang baru bergabung ke dalam dari bagian penguasa yang akan datang. Jadi akhirnya apa yang dinyatakan selama ini akan memberantas mafia itu lebih hanya untuk kepentingan pencitraan saja bagi Jokowi-JK kalau seandainya memulai dengan mengangkat Ari Soemarno.”

“Saya tidak anti sama beliau, saya pernah bertemu dan menyuarakan ke pemerintah terutama Menteri ESDM waktu ada kasus untuk menetapkan pemenang dari tender blok yang namanya Semai V. Pertamina sangat mengharapkan ditunjuk tapi oleh pemerintah itu lagi-lagi diserahkan pada asing. Waktu itu kebetulan memang sikapnya sama, saya sebagai anggota DPD kemudian Pak Ari sebagai dirut mengharapkan dukungan dari masyarakat dan DPR supaya pemerintah tidak menyerahkan pada asing. Maka waktu itu ada kerja sama dengan beliau tapi kalau urusan ke depan saya pikir banyak catatan ya, bisa saja kita buka.”     


  • migas
  • ari soemarno
  • jokowi jk

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!