BERITA

Lacak Kasus Covid, Satgas Kerahkan 2000 Tracer di 11 Provinsi

""Kabupaten kotanya cukup banyak sekitar 52.""

Dwi Reinjani

Lacak Kasus Covid, Satgas Kerahkan 2000  Tracer  di 11 Provinsi
Digital Tracing, pengunjung memindai QR Code dengan aplikasi PeduliLindungi di Hotel Merusaka Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (30/7/21). (Antara/Fikri Yusuf)

KBR, Jakarta- Satgas Penanganan Covid-19 menyebut pelacakan kasus Covid-19 menemui sejumlah kendala. Menurut Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Masdalina Pane, di antaranya lantaran para petugas di lapangan tidak kompeten dan tidak memahami indikator-indikator dalam pelaksanaan tracing.

"Jadi kalau dikatakan bahwa program tracing itu tidak dilakukan, tetap dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Tapi permasalahannya apakah mereka memahami apa itu filosofi tracing seperti yang kami lakukan, kami ketika melakukan tracing itu memantau setidaknya 15 indikator, untuk  tracing semua terkontrol, itu yang menyebabkan program tersebut berjalan dengan baik. Tapi pada saat kembali kepada Kementerian Kesehatan mereka hanya mengukur satu indikator saja dan itu indikator yang salah," ujar Masdalina, saat dihubungi KBR, Minggu (01/08/2021).

Masdalina menjelaskan, pada pertengahan November 2020 hingga Maret 2021, ia beserta tim tracing Satgas Covid-19 telah mengimplementasikan program lacak di 13 provinsi dan 59 kabupaten/kota. Program dilaksanakan selama empat bulan dengan 8.000an tracer yang terlatih. pelaksanaanya pun menggunakan 15 indikator yang bervariasi sesuai daerahnya dan upaya itupun membuahkan hasil.

"Pencapaiannya adalah penurunan jumlah kasus antara 10 sampai 15 Minggu, bervariasi di provinsi dan kabupaten kota di mana intervensi itu dilakukan. Tapi secara umum overall Indonesia turun selama 11 minggu, pada saat itu turunnya itu setengah dari puncak tertingginya itu sekitar enam minggu, dan itu belum pernah dicapai sebelumnya. Tapi akhirnya program itu dihentikan diambil alih oleh Kementerian Kesehatan," ujar Masdalina.

Setelah program tracing diambil alih, Kementerian Kesehatan menggandeng TNI dan Polri sebanyak 80 ribu anggotanya untuk melakukan tracing. Namun sayang pelacakan tidak menggunakan 15 indikator hanya satu, yakni terkait rasio lacak, yang tidak masuk dalam indikator untuk program tracing

Masdalina juga mengatakan, teknis tracing memang sulit dipelajari, sehingga para pelaksana di lapangan tidak bisa sembarang orang.

Kata dia, saat ini program tracing sudah kembali dipegang oleh Satgas Covid-19.  

Mulai Senin (02/08/21) pelaksanaan sistem tracing baru akan dilakukan dengan melibatkan langsung para lurah, dengan 2 tracer yang akan memantau kinerja TNI Polri.

"Yang kita lakukan adalah aktivasi terhadap para tracer kita dan saat ini ada sekitar dua ribu tracer, akan dikerahkan di 11 provinsi, Kabupaten kotanya cukup banyak sekitar 52. Mana saja itu DKI Jakarta, kemudian Jogja, kemudian Surabaya, kemudian Bali, lalu Banten, lalu Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat, lalu di luar Jawa ada  Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan satunya Papua. Kita mulai saat ini sudah rekrut 2000 dan direncanakan sebenarnya 28.000 tracer yang akan dikerahkan. Apa fungsi mereka? mereka akan menempel di posko Satgas." Ujar Masdalina.

Editor: Rony Sitanggang

  • Isoman
  • Satgas Covid-19
  • tracer covid
  • indikator tracing covid

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!