BERITA

Menyambut Indonesia Green Region Award (IGRA) 2013

"Untuk tahun ini pihak panitia tidak menargetkan jumlah tertentu yang akan mengikuti ajang penghargaan ini. Tidak ada kuota jumlah kabupaten dan kota yang akan diikutsertakan."

Danu Mahardika

Menyambut Indonesia Green Region Award (IGRA) 2013
IGRA, 2013, KBR68H, Swa

Konsep IGRA 2013 kali ini relatif sama dengan IGRA tahun sebelumnya yaitu memisahkan kategori kabupaten dan kota. Pemimpin Redaksi Majalah SWA Kemal E Gani mengatakan kabupaten dan kota masing-masing memiliki tingkat masalah lingkungan yang berbeda sehingga lebih tepat jika kategorinya juga dibedakan. Untuk mengikuti ajang ini, kabupaten dan kota bisa mendaftarkan sendiri daerahnya atau bisa juga melalui rekomendasi dari provinsi wilayah mereka masing-masing. Melalui ajang ini mereka diharapkan bisa memicu daerah-daerah lainnya untuk aktif mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup.
“Idealnya mereka direkomendasikan oleh provinsinya tetapi bisa juga kabupaten dan kotanya mendaftar langsung sendiri tanpa ada rekomendasi. Nanti pada akhirnya kan semua juga akan diseleksi dengan ketat. Jadi finalisnya nanti bakal memang daerah-daerah yang sudah teruji,” ujarnya dalam program perbincangan Bumi Kita KBR68H, Kamis (4/7)

Hal serupa juga dituturkan oleh Direktur Marketing KBR68H Bivie Arifin. Dia mengatakan ajang ini juga diharapkan bisa mendorong pemerintah provinsi agar melakukan upaya lebih terkait anggaran program lingkungan di kabupaten dan kota di wilayahnya. Program yang besar dan hebat tentunya juga membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Program-program yang telah teruji melalui ajang ini sudah sepantasnya didukung oleh dana yang memadai dari pemerintah setempat.

Untuk tahun ini pihak panitia tidak menargetkan jumlah tertentu yang akan mengikuti ajang penghargaan ini. Tidak ada kuota jumlah kabupaten dan kota yang akan diikutsertakan. Pemred majalah SWA, Kemal menjelaskan pihaknya akan lebih berfokus pada kualitas daripada kuantitas peserta IGRA. Namun menurutnya jika ada kabupaten atau kota yang dinilai bagus dalam hal pengelolaan lingkungannya tetapi daerah tersebut tidak mendaftar maka panitia akan berinisiatif mengundang daerah tersebut mengikuti ajang bergengsi ini.
“Kita tidak menargetkan jumlah peserta sampai berapa. Tapi kalau ada daerah yang bagus kebijakan lingkungannya tapi tidak daftar ya kita akan jemput bola. Kita undang mereka ikut. Siapa tahu kebijakan mereka bisa dicontoh daerah lainnya,” ujar Kemal.

Untuk metode seleksi IGRA akan menggunakan metode Delphi yaitu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.  Metode Delphi ini akan dilakukan dua putaran untuk benar-benar menguji daerah mana yang layak lolos ke tahap akhir yaitu tahap presentasi.  Direktur Marketing KBR68H, Bivie mengatakan saat ini panelis dan dewan juri masih dalam proses pemilihan. Namun kata dia formasinya tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu yaitu terdiri dari pakar lingkungan, pakar tata kota, pelaku media, dan juga ada dari pelaku bisnis.
“Panelis ini nanti adalah pakar dengan background yang berbeda-beda. Ini maksudnya agar program dan kebijakan yang akan dinilai bisa dilihat dari berbagai sisi dan aspek. Sehingga faktor obyektivitasnya juga terjaga. Jadi kedepannya efeknya juga akan bisa multifungsi di berbagai bidang,” jelasnya.
Pemred majalah SWA, Kemal mengaku optimistis IGRA dapat berkontribusi banyak dalam pelestarian lingkungan di Indonesia. Dia mencontohkan dengan kebijakan pro lingkungan yang dilakukan kota Surabaya. Surabaya berhasil menyabet penghargaan IGRA selama dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2011 dan 2013. Kini Surabaya konsisten menjalankan kebijakannya sehingga hasilnya juga terus terlihat.
“Surabaya itu luar bisa. Lihat mereka sekarang, ruang hijau terbukanya bertambah terus. Ada juga program urban farming-nya. Mereka belum lama habis panen cabe puluhan ton yang dikirim ke Jakarta itu. Kalau programnya berkelanjutan seperti ini kan nanti kita semua juga yang merasakan manfaatnya,” pungkasnya.

Pendaftaran IGRA 2013 sudah mulai dibuka sejak bulan Juni lalu dan akan berakhir pada bulan Oktober mendatang. Penjurian akan dimulai pada bulan Oktober tersebut. Untuk acara penganugerahannya sendiri akan dilaksanakan pada 21 November mendatang. Informasi lebih lanjut soal IGRA bisa dilihat di www.igraaward.com. 

  • IGRA
  • 2013
  • KBR68H
  • Swa

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!