KBR, Jakarta - Sejumlah Anggota DPR menilai pelatihan daring dalam program Kartu Prakerja tidak efektif untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Hal ini diutarakan Anggota DPR Komisi Pendidikan dari Partai Demokrat Dede Yusuf.
"Saya melihat yang dibutuhkan masyarakat satu bulan, dua bulan ke depan adalah makan. Itu yang paling penting. Menurut saya pelatihan online saat ini nggak perlu," kata Dede saat diskusi virtual di Jakarta, Jumat (24/4/2020).
"Anggaran Rp20 triliun kalau hanya sekedar pelatihan online, lalu orang hanya mendapatkan Rp600.000, menurut saya tidak. Ganti dengan sembako," usul Dede.
Anggota DPR Komisi Ketenagakerjaan dari PDI-P Mochamad Nabil Haroen juga sependapat.
"Warga saat ini butuh jaminan pangan dan sumber uang. Memberi bahan pangan dan bantuan langsung lebih berfungsi dari pada mengasah skill dengan pelatihan. Skema pelatihan untuk peningkatan skill itu bermanfaat pada situasi normal, dengan kondisi ekonomi yang bertumbuh. Pada saat krisis, pelatihan itu salah sasaran," kata Nabil.
Berita Terkait: 26 Juta Warganya Kehilangan Kerja, Ini yang Dilakukan Amerika
Pandangan serupa disampaikan Anggota DPR Komisi Ketenagakerjaan dari PAN Saleh Partaonan Daulay.
Ia menilai peluncuran Kartu Prakerja ini momennya tidak tepat, karena pemerintah mestinya fokus pada penanganan dan antisipasi penyebaran Covid-19. Saleh juga menilai pelatihan daring tidak bisa menjamin peningkatan keahlian.
"Apakah mereka-mereka yang terlatih atau dilatih seperti itu (daring) bisa memiliki keahlian seperti yang diharapkan? Karena memang praktinya tidak ada," kata Saleh.
Editor: Rony Sitanggang