Article Image

ARTIKEL PODCAST

POV Trader soal Short Selling, Yay or Nay?

"Transaksi short selling di BEI bakal diberlakukan Oktober 2024, mekanisme ini diklaim otoritas bursa dapat meningkatkan likuditas dan gairah pelaku pasar."

KBR, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal memberlakukan short selling Oktober 2024 mendatang. Mekanisme ini diklaim BEI bisa menambah likuiditas dan gairah trader untuk bertransaksi di pasar saham.

Mekanisme short selling pernah diterapkan sebelum pandemi Covid-19, tetapi transaksinya dihentikan untuk meredam pelemahan pasar.

Pengamat pasar modal Satrio Utomo menyebut, pada prinsipnya short selling mirip dengan trading saham biasa. Namun, alih-alih menjual saat saham naik, mekanisme ini justru menunggu nilai saham turun dulu.

"Harga kan bergeraknya dua arah, naik sama turun. Kalau turun, caranya untung itu seperti apa? Misalnya saham A harganya Rp1.000, kita ngeliat dia mau turun, tapi kita enggak punya saham ini, kalau harga turun ke Rp900 ya berarti kita untung Rp100," jelas pria yang biasa dipanggil Tommy ini.

Berbeda dengan transkasi trading yang bisa dilakukan harian, mingguan, bahkan bulanan, short selling hanya untuk intra-day alias harian.

"Misalnya jual pagi, beli sore, itu bisa dilakukan. Jadi kita enggak bisa terus-terusan, kalau posisi short itu kan mestinya bisa dilakukan menembus hari ya," ujarnya.

Baca Juga:

Pengamat Pasar Modal Satrio Utomo menyebut short selling yang akan diberlakukan menggunakan prinsip collateral atau dengan jaminan. Foto: Dokumen Pribadi

Jelang diberlakukan, jumlah saham yang bisa di-short sell terus bertambah, per Juli sudah ada 118 saham.

Tommy mewanti-wanti dampak pemberlakuan short selling secara harian. Risikonya lebih besar dibanding trading dengan time frame lebih panjang.

“Kalau baru sehari itu harga memang bisa bergerak sih, cuma pergerakannya juga berapa, sehingga risikonya memang lebih besar. Biasanya yang bermain di situ hanya scalper, orang-orang yang trading-nya jangka pendek semata-mata mereka itu mencari keuntungan di atas komisi," kata Tommy.

Berdasarkan pengalamannya di pasar modal, transaksi short selling bukan untuk semua orang. Sebab tak semua orang siap dengan kondisi volatil pasar saham.

"Anda make sure sudah punya cukup keterampilan dan disiplin untuk melakukan beli ketika mau naik dan jual ketika mau turun. Jual ketika mau turunnya ini loh terutama," tuturnya.

Dengarkan pembahasan selengkapnya soal short selling di Uang Bicara episode POV Trader soal Short Selling, Yay or Nay? di KBR Prime, Spotify, Noice, dan platform mendengarkan lainnya.